KANSELIR Jerman Angela Merkel, Sabtu (9/1) waktu setempat, mendukung peraturan baru yang diterapkan untuk mendeportasi para migran yang terbukti bertindak kriminal.
Peraturan tersebut dikeluarkan Partai Kristen Demokratik (CDU), partai asal Merkel, setelah terjadi pelecehan seksual yang dilakukan sekelompok pemuda migran Arab dan Afrika Utara pada malam perayaan pergantian tahun di Kota Cologne, Jerman.
"Jika memang hukum yang ada tidak cukup, hukum harus diubah," tegas Merkel. Ia mengatakan pengungsi yang bertindak bertentangan dengan hukum yang berlaku harus menerima konsekuensi.
"Mereka dapat langsung kehilangan hak tinggal di Jerman meski mereka hanya ditahan sementara atau dihukum penjara kurang dari tiga tahun," ujar perempuan 61 tahun itu.
Peraturan itu, ucap Merkel, diberlakukan tidak hanya demi kepentingan warga Jerman, tetapi juga demi kepentingan para pengungsi. "Ini juga untuk melindungi mereka (para pengungsi) yang tidak bersalah," imbuhnya.
Kepolisian Kota Cologne mengungkapkan terdapat 379 kasus kriminal yang terjadi pada malam pergantian tahun. Sebanyak 32 tersangka telah ditetapkan. Terdapat sebanyak 22 migran di antara mereka yang terlibat dalam 72 kasus kekerasan.
"Mereka yang diduga terlibat sebagian besar dari wilayah Afrika Utara. Mereka ialah para pencari suaka. Bahkan beberapa di antara mereka ilegal," ujar kepolisian setempat.
Dari semua kasus yang tercatat, aparat keamanan mengatakan sebanyak 40% merupakan tindak kekerasan seksual.
Pada Jumat (8/1), Kementerian Dalam Negeri Jerman mengatakan polisi federal Jerman telah mengidentifikasi 32 tersangka. Sebanyak 22 tersangka ialah pencari suaka yang terlibat dalam 76 tindak kriminal. Mereka melakukan 12 tindak kriminal seksual. Sudutkan Merkel Kejahatan yang dilakukan para pengungsi jelas menyudutkan Kanselir Angela Merkel yang telah membuka jalan bagi 1,1 juta pengungsi untuk masuk ke wilayah Jerman.
"Apa yang terjadi di Cologne telah mengubah semuanya. Masyarakat kini ragu dan mempertanyakan kebijakan Merkel," ujar Wakil Presiden CDU Volker Bouffier.
Ribuan orang yang tergabung dalam kelompok antimigran pun turun ke jalan untuk memprotes tindakan para migran dan menentang kebijakan Merkel yang membawa banyak pengungsi masuk ke negara mereka.
Mereka berkumpul di pusat Kota Cologne membawa bendera Jerman dan sejumlah spanduk besar bertuliskan 'Para pengungsi pemerkosa tidak diterima di sini' dan 'Merkel turun'.
Unjuk rasa itu pun dibubarkan setelah para demonstran terlibat bentrok dengan aparat keamanan. Polisi menyemprotkan air untuk membubarkan demonstrasi yang diikuti sekitar 1.700 orang itu. Salah satu kelompok yang terlibat unjuk rasa ialah kelompok sayap kiri anti-Islam, Pediga. (AFP/I-3)