Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

K-pop Jadi Senjata Propaganda

(AFP/AP/Haufan Hasyim Salengke)
09/1/2016 00:00
K-pop Jadi Senjata Propaganda
(AP)
LAGU Bang, Bang, Bang dan balada sedih tentang 'malaikat maut' A Centennial Life diputar ketika Korea Selatan (Korsel) kembali melancarkan siaran propaganda terhadap Korea Utara (Korut), kemarin. Aksi propaganda itu dilakukan di wilayah perbatasan kedua negara sebagai tanggapan atas uji coba bom hidrogen yang dilakukan Pyongyang. Seoul mencoba memasukkan unsur K-pop sebagai senjata propaganda untuk menguliti dan menghukum Korut.

Sebelumnya, pesan anti-Pyongyang hanya dibumbui kritik tentang program nuklir, ekonomi, dan pelanggaran hak asasi manusia negara itu. Saat pemimpin Korut Kim Jong-Un merayakan ulang tahunnya pada 8 Januari, suara yang dihasilkan sejumlah pengeras suara raksasa yang diarahkan ke Pyongyang menggema hingga ke wilayah seberang. Pesan kritik terhadap Pyongyang dan pujian terhadap demokrasi mengalun dan memprovokasi pihak sebelah. "Kami telah memilih beragam hit populer terbaru untuk membuat aksi ini menarik," kata seorang pejabat kementerian pertahanan kepada wartawan.

Korsel menggunakan propaganda untuk membanggakan sistem demokrasi dan budaya. Namun, baru-baru ini, Seoul menambahkan musik ringan untuk menarik perhatian. Kementerian Pertahanan Korsel mengharapkan lagu-lagu K-pop akan membuat jengkel pendengar di Korut. Selain lagu Bang, Bang, Bang milik Big Bang, hit grup musik perempuan GFriend, Me Gustas Tu, juga mengalun di pengeras suara.

Lagu itu bercerita tentang seorang gadis yang mencoba untuk mengumpulkan keberanian dan mengatasi rasa malu untuk mengajak pemuda berkencan. Lirik 'We're both so shy/But I wanna get closer to you' seolah menggambarkan dua Korea yang 'berperang' itu sejatinya ingin bersahabat secara dekat. Lagu lain yang disiarkan di seluruh perbatasan ialah Just Let Us Love milik grup band perempuan Apink.

Warga Korut dilarang mendengarkan K-pop dan hanya diperbolehkan mendengarkan stasiun radio yang dikuasai pemerintah atau saluran televisi. Meskipun begitu, pembelot Pyongyang mengatakan musik asal Korsel itu juga populer di negara asalnya. Lagu-lagu dan unsur-unsur lain dari budaya populer 'Negeri Ginseng' diselundupkan lewat perangkat, seperti flashdisk dan piringan padat.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya