Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Iran Sambut Positif Langkah Indonesia

Andhika Prasetyo
08/1/2016 00:00
Iran Sambut Positif Langkah Indonesia
Valiollah Mohammadi, Duta Besar Iran untuk Indonesia(MI/M IRFAN)

PEMERINTAH Iran melalui duta besarnya untuk Indonesia, Valiollah Mohammadi, menyambut baik langkah-langkah Indonesia untuk menengahi konflik antara mereka dan Arab Saudi.

"Indonesia ialah negara yang sangat penting bagi kami, negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Kami mengapresiasi inisiatif yang dilakukan Indonesia," ujar Mohammadi seusai acara Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri Indonesia di gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta, kemarin.

Sebelum memanasnya hubungan antara Iran dan Saudi beberapa hari ini, Mohammadi mengatakan hubungan kedua negara sebenarnya mengalami perkembangan.

"Sejak Hassan Rouhani memegang pemerintahan kami telah siap untuk melebarkan kerja sama dengan Saudi. Kami juga telah melakukan beberapa hal bersama untuk mempererat hubungan."

Namun, imbuhnya, beberapa perbedaan terkadang masih terjadi hingga memuncak pada Sabtu (2/1) ketika Saudi mengeksekusi ulama Syiah Nimr Al-Nimr.

"Untuk situasi kali ini, mereka membunuh tokoh agama kami. Hal serupa (kemarahan) juga pasti terjadi kepada pemeluk agama lain jika tokoh agama mereka dibunuh," tegasnya.

Nimr Al-Nimr memang panutan sebagian besar warga Iran.

Rakyat 'Negeri para Mullah' pun melakukan aksi balasan dengan merusak Kedutaan Besar Saudi di Teheran.

Situasi kian memanas.

Kedua negara lantas memutus hubungan diplomatik.

Arab Saudi melarang seluruh penerbangan dari dan menuju Iran, sedangkan Iran melarang semua produk Arab Saudi masuk ke negaranya.

Dilatarbelakangi kekhawatiran mendalam akan konflik dua negara tersebut, Indonesia telah berkomunikasi intensif dengan pemerintah Arab Saudi dan Iran.

Menlu Retno Marsudi secara proaktif juga melakukan pembicaraan dengan Malaysia, Qatar, Turki, dan Rusia.

"Situasi ini sangat rumit. Semua upaya terus dilakukan agar situasi tidak menjadi lebih buruk," ujar Retno.

Indonesia meminta seluruh pihak terkait untuk menahan diri sekaligus menawarkan bantuan untuk menyelesaikan konflik.

"Kita pantau semuanya secara dekat. Namun Saudi dan Iranlah yang memegang kunci untuk mengakhiri pertikaian," lanjut mantan Dubes Indonesia untuk Belanda itu.

Tawaran bantuan untuk menengahi konflik tidak hanya datang dari Tanah Air.

Setelah Rusia, Irak, negara yang diapit oleh Saudi dan Iran, juga menyatakan kesiapannya untuk menjadi mediator.

"Kami memiliki tanggung jawab untuk mendamaikan mereka. Kami sudah bergerak aktif sejak awal untuk meredakan ketegangan," ujar Menlu Irak Ibrahim al Jaafari.

Serang kedubes

Ironisnya, di tengah upaya sejumlah negara untuk mendamaikan, hubungan Saudi dan Iran justru kian memanas setelah kemarin serangan udara pimpinan Saudi menyasar kantor Kedubes Iran di Yaman.

Serangan itu sebenarnya ditargetkan ke kelompok pemberontak.

Namun, pemerintah Iran menyebut Saudi sengaja menyerang kedubesnya.

"Saudi dengan sengaja melakukannya. Mereka bertanggung jawab atas kerusakan dan korban luka pada peristiwa ini. Ini pelanggaran terhadap misi diplomatik," tukas juru bicara Kemenlu Iran Hossein Jaber Ansari.

Sejumlah negara juga justru menegaskan keberpihakan dalam konflik tersebut.

Qatar, misalnya, kemarin memutus hubungan diplomatik dengan Iran sebagai bentuk dukungan mereka kepada Arab Saudi.

Hal yang sama sebelumnya dilakukan Sudan dan Bahrain, sedangkan Kuwait menarik duta besarnya dari Teheran.

(AFP/X-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik