Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Surat dari Suami yang Hilang Intimidasi untuk Bungkam

MI
07/1/2016 00:00
Surat dari Suami yang Hilang Intimidasi untuk Bungkam
(AFP)
CHOI Ka-ping terakhir kali bertemu dengan suaminya, Lee Bo, 65, pada Rabu (30/12/2015). Lee ialah karyawan perusahaan penerbitan Mighty Current di Hong Kong. Sang istri lantas melayangkan laporan orang hilang ke polisi. Menurut Choi, suaminya sempat menghubungi dia dengan menggunakan nomor telepon dengan kode Kota Shenzen, Tiongkok Selatan.

Pada Senin (4/1) malam, sepucuk surat diterima rekan Lee di toko buku milik Mighty Current di Causeway Bay, Hong Kong. Surat itu dikirim via mesin faksimile. Pengirimnya, ditulis di situ, Lee Bo.

Di surat itu tertera, 'Karena ada urusan penting yang harus saya tangani dan tidak boleh diungkap ke publik, atas keinginan sendiri saya pergi ke Daratan (Tiongkok) untuk bekerja sama dengan sejumlah pihak yang terkait dalam sebuah investigasi. Mungkin agak lama, tapi situasi saya saat ini baik-baik saja. Semua normal'.

Tidak ada penjelasan lebih lanjut investigasi apa yang dimaksud di situ. Namun, begitu menerima surat itu, Choi mencabut laporannya ke polisi.

Kelompok pegiat hak asasi manusia (HAM) mempertanyakan validitas surat yang diaku dari Lee itu. Sang istri, menurut lembaga Amnesty International, telah diintimidasi. "Kalaupun benar surat itu ditulis Lee, hampir bisa dipastikan surat itu ditulis dengan paksaan. Yang sering terjadi di Tiongkok ialah polisi dan petugas keamanan menekan kerabat orang yang mereka tahan untuk tidak bicara ke media," kata William Nee, peneliti Amnesty International Hong Kong.

Lembaga Human Rights Watch pun mempertanyakan bagaimana Lee bisa menyeberangi perbatasan tanpa jejak. Pasalnya perbatasan Hong Kong-Tiongkok dijaga dengan ketat.

Lee Bo bukan satu-satunya, melainkan lima karyawan Mighty Current yang hilang. Perusahaan penerbitan itu kerap menerbitkan buku berisi kritik untuk pemerintahan komunis Tiongkok. Legislator Hong Kong Albert Ho, pada Senin (4/1), melontarkan dugaan kelimanya diculik petugas keamanan Tiongkok karena sedang merencanakan penerbitan buku berisi kisah cinta masa lampau Presiden Tiongkok Xi Jinping. Buku itu belum dicetak.

Lee dilaporkan hilang pekan lalu, sedangkan empat rekannya, termasuk seorang warga Swedia, sudah lebih dulu hilang sejak Oktober 2015. Pada Selasa (5/1), Kementerian Luar Negeri Inggris mengonfirmasi satu dari lima orang yang hilang itu pun merupakan warga negara Inggris.

Saat briefing rutin, Selasa (5/1), juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying mengaku tidak tahu-menahu soal hilangnya lima karyawan penerbitan Hong Kong. Raibnya lima pekerja media itu memicu kemarahan sekaligus kekhawatiran akan terkikisnya kebebasan bersuara di Hong Kong. (AFP/AP/Yanurisa Ananta/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik