Biker Brotherhood MC Lelang Buku Bertema Persaudaraan
Deo/E-3
20/12/2015 00:00
(MI/GALIH PRADIPTA)
BIKER Brotherhood Motorcycle Club (BBMC) menggelar lelang buku berjudul Inside Looking Out-Outside Looking In BBMC di Grand Kemang, Jakarta, kemarin. Buku karya Haryo Pramoe dan Dwi Aryo itu merekam pemberontakan sosial dan persaudaraan anggota klub motor terbesar di Indonesia tersebut.
"Buku ini dibuat untuk memaknai arti persaudaraan sesungguhnya dari BBMC dengan tetap mengedepankan pilar-pilar kebangsaan sebagai warga negara Indonesia dan menolak segala bentuk neokolonialisme," ujar El Presidente BBMC Budi Dalton di sela-sela acara.
Total hanya ada tujuh buah buku yang dilelang. Buku yang dijual terbatas itu terutama berisi kegiatan reguler yang dilakukan BBMC 25 tahun terakhir. Dengan merilis buku tersebut, Dalton berharap bisa mengubah persepsi masyarakat terhadap BBMC.
"Buku ini ialah sebuah jendela yang membuka ruang pandang bagi persaudaraan kami di dalam dengan lingkar luar kehidupan masyarakat. Brotherhood bukan geng motor. Banyak kegiatan positif yang kita lakukan, di bidang lingkungan, pemberdayaan masyarakat, dan lainnya. Kita bahkan biskin masjid sendiri di Cibiru, Bandung," ujarnya.
Hasil lelang buku tersebut rencananya akan digunakan untuk mendanai program Brotherhood for Indonesia melalui enam pilar kegiatannya, yakni Brotherhood Care di bidang sosial, Brotherhood for Education, Brotherhood for Nature (lingkungan), Brotherhood for Indonesian Culture (budaya), Brotherhood Incorporated (pemberdayaan ekonomi kreatif) dan Brotherhood for Indonesia Conducive.
"Enam pilar itu semacam grand design apa yang harus dilakukan anggota Brotherhood dalam 100 tahun ke depan. Yang kita lakukan tidak boleh melenceng dari itu," ujar Dalton.
Selain dirilis eksklusif, buku tersebut juga akan dijual untuk umum. Untuk tahap awal, sebanyak 300 buku sudah siap dicetak. "Yang pesan sudah ada sekitar 200 orang. Harga satu buku sekitar Rp350 ribu," jelas Dalton.
Haryo Pramoe mengatakan, buku itu lahir dari hobi fotografi dan traveling ke seluruh Indonesia. Ia tertarik membukukan keseharian BBMC karena memandang BBMC memiliki karakteristik yang unik.
"Brotherhood ini objek yang enak buat difoto. Orang-orangnya berkarakter. Jeprat-jepret, jadilah 5.000 gambar. Lalu saya pikir mau diapakan foto sebanyak ini. Akhirnya saya terinspirasi menjadikannya buku.