Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
PERMASALAHAN sampah plastik di Indonesia terutama yang masuk ke lautan perlu diperhatikan serius.
Data Program Lingkungan Hidup PBB (UNEP) menyebutkan setiap tahunnya sebanyak 0,5 sampai 1,3 juta ton sampah plastik masuk ke perairan Indonesia.
Sampah tersebut tidak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga dari negara lain seperti Asia Timur atau negara-negara yang memiliki koneksi jalur laut dengan Indonesia, serta sungai.
Direktur UNEP Erik Solheim melalui siaran pers menegaskan penanganan sampah plastik yang mengotori lautan tidak bisa ditunda-tunda lagi.
"Polusi plastik menyerang pantai Indonesia, menetap ke dasar laut di Kutub Utara, dan naik melalui rantai makanan ke meja makan kita. Selama ini kita telah berdiam diri terlalu lama. Padahal, permasalahan ini semakin parah. Hal ini harus kita hentikan," ucap dia.
Pemerintah menyatakan akan mengurangi 70% dari sampah plastik di 2025 yang dimasukkan ke Rencana Pembangunan Jangka Menengah.
Namun, menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, keberhasilan target tersebut bergantung pada peran pemerintah daerah (pemda).
"Dukungan pemda merupakan pegangan bagi komunitas peduli lingkungan. UU No 18/2008 (UU Pengelolaan Sampah) menyatakan pemda bertanggung jawab atas pengelolaan sampah di wilayah masing-masing," ucap Siti.
Pemerintah pusat, lanjut Siti, berperan sebagai pihak yang menyusun pedoman kerja bagi pemda.
Terkait dengan hal itu, Kementerian LHK melakukan koordinasi intensif dengan pemda.
"Hal yang paling penting ialah membangun kesadaran untuk menjaga kebersihan serta usaha yang berkesinambungan. Ini hanya bisa dilakukan bila komunitas atau masyarakat mendukung gerakan bersih laut," imbuh Siti.
Mikroplastik
Kementerian Koordinator bidang Maritim juga telah meluncurkan rencana aksi nasional untuk menanggulangi sampah plastik di laut.
Permasalahan sampah plastik itu, termasuk mikroplastik yang dimakan biota laut hingga masuk ke rantai makanan, menjadi perhatian serius pemerintah.
Menko Maritim Luhut B Pandjaitan menjelaskan mikroplastik atau plastik yang berukuran sangat kecil akan dimakan plankton dan akhirnya plankton akan dimakan ikan.
"Kalau kita biarkan ikan memakan sampah plastik, dan ikan dimakan manusia, akibatnya akan merusak generasi-generasi di masa mendatang. Ini disebabkan plastik berdampak buruk pada kesehatan," ucap dia, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, sampah yang berakhir di laut berasal dari daratan sebanyak 80%, sisanya berasal dari kapal-kapal di laut sebanyak 20%. Karena itu, sungai-sungai harus dibersihkan.
Dikatakan Luhut, dirinya akan mengumpulkan para bupati/wali kota untuk mengingatkan soal kewajiban mereka dalam mengelola sampah di daerah sesuai dengan UU Pengelolaan Sampah.
Dirinya juga menjanjikan pemerintah pusat akan menyediakan pendanaan terkait dengan pelaksanaan rencana aksi nasional untuk menanggulangi sampah plastik di laut.
"Pemerintah akan memberikan pembiayaan dalam melaksanakan strategi tersebut hingga mencapai US$1 miliar per tahun," terang Luhut. (H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved