Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Sedekah Keroyokan melalui Medsos

Fario Untung Tanu
21/1/2017 05:17
Sedekah Keroyokan melalui Medsos
(MI/SUMARYANTO)

BERBAGAI informasi bisa didapatkan melalui dunia maya dan media sosial. Bila digunakan dengan tepat, media sosial bisa menjadi jembatan untuk mengumpulkan bantuan.

Seperti yang dilakukan Saptuari Sugiharto.

Pada Juni 2011, Saptuari menceritakan kondisi sebuah panti asuhan di Yogyakarta yang menyedihkan.

Pria berusia 37 tahun itu pun menggagas gerakan bernama Sedekah Rombongan guna menggalang dana untuk disumbangkan ke panti asuhan itu.

Melalui blog pribadi dan media sosialnya, pemenang Young Entrepreneur Indonesia Franchise Award 2010 itu berbagi informasi mengenai tempat-tempat yang sekiranya membutuhkan bantuan bantuan.

Ia pun melakukan penggalangan dana untuk membantu lokasi itu.

Di luar perkiraan Saptuari, ternyata banyak orang yang ikut serta dalam kegiatan pengumpulan dana yang dilakukannya.

Hingga akhirnya pada November 2011, alumnus fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) itu membentuk tim dan gerakan membantu masyarakat yang membutuhkan.

Tidak saja memberikan bantuan dana, Sedekah Rombongan telah membagikan 36 ambulans dan mendirikan 14 rumah singgah yang berlokasi di berbagai kota di Indonesia.

Tidak berhenti di situ, Sedekah Rombongan juga melakukan aksi sosial lewat bekerja sama dengan beberapa rumah sakit untuk memberikan perawatan dan pengobatan.

Hingga saat ini sudah ribuan pasien yang dibantu Sedekah Rombongan.

Sementara itu, di rumah singgah, Sedekah Rombongan memberikan fasilitas dan pendampingan pasien untuk menumbuhkan rasa optimistis pasien agar kembali sembuh.

Salah satu relawan bernama Shendy Agustya sempat menceritakan kisah dirinya ketika pertama kali bergabung ke Sedekah Rombongan.

Sebelum menjadi relawan, Shendy mengaku menjadi orang yang ditolong Sekedah Rombongan.

"Waktu itu awalnya saya justru yang diberikan bantuan berupa santunan dana untuk makan dan membeli susu. Mungkin memang ini sudah jalan dari Tuhan sehingga saya juga memutuskan untuk bergabung menjadi relawan di sini," tutur Shendy.

Dengan misi menyampaikan titipan langit tanpa rumit, sulit, dan berbelit-belit, Sedekah Rombongan pun kini semakin besar.

Yang dulu hanya ada 10 relawan, kini berkembang lebih dari 300 relawan yang membantu kegiatan Sedekah Rombongan tanpa dibayar sepeser pun.

Hingga saat ini Sedekah Rombongan sudah bisa menyampaikan bantuan di atas Rp1 miliar per bulan kepada pihak-pihak yang membutuhkan bantuan dan pertolongan.(M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya