Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
PEMERIKSAAN kesehatan pranikah atau premarital check up menjadi langkah penting bagi pasangan yang akan menikah. Selain untuk memastikan kesiapan fisik, pemeriksaan ini bertujuan mendeteksi penyakit menular maupun penyakit bawaan yang berpotensi mengganggu rencana memiliki keturunan.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, pemeriksaan biasanya berfokus pada infeksi yang memengaruhi sistem reproduksi, sekaligus menekan risiko penularan penyakit dari salah satu atau kedua calon pengantin. Ada tujuh tes utama yang umumnya dilakukan.
Pertama, pemeriksaan darah yang meliputi leukosit, hematokrit, trombosit, Hb, eritrosit, dan laju endap darah. Untuk perempuan, pengecekan kadar Hb juga dapat mengungkap risiko thalassemia.
Kedua, tes golongan darah dan rhesus. Pemeriksaan ini penting untuk mendeteksi potensi ketidaksesuaian rhesus yang dapat berdampak fatal pada bayi jika ibu memiliki Rh-negatif dan ayah Rh-positif.
Ketiga, deteksi hepatitis B. Penyakit ini dapat menular melalui hubungan seksual dan membahayakan janin, termasuk risiko cacat fisik hingga kematian bayi.
Keempat, tes TORCH yang mencakup Toxoplasma, Rubella, dan Herpes. Infeksi ini bisa berasal dari makanan mentah atau kontak dengan kotoran hewan peliharaan, dan berisiko memicu keguguran maupun kelahiran prematur.
Kelima, pemeriksaan HIV/AIDS yang sifatnya wajib sesuai Surat Edaran Menteri Kesehatan, biasanya dilakukan melalui pengambilan sampel darah.
Keenam, tes gula darah untuk mendeteksi diabetes dan mencegah komplikasi selama kehamilan, terutama bagi perempuan yang rentan mengalami perubahan hormon.
Ketujuh, tes urin lengkap untuk memeriksa kesehatan sistem metabolik dan organ tubuh, dengan penilaian berdasarkan warna, bau, dan jumlah urin.
Dengan melakukan premarital check up, pasangan tidak hanya menjaga kesehatan masing-masing, tetapi juga berinvestasi pada masa depan keluarga yang sehat dan bebas risiko penyakit serius. (H-3)
PENTINGNYA deteksi dini kelainan bawaan pada anak harus terus digaungkan. Dengan begitu berbagai langkah pengobatan dan terapi bisa segera dilakukan dengan tepat.
Hirschsprung menyebabkan gangguan buang air besar (BAB) pada bayi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved