Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
MENTERI Keuangan Sri Mulyani menanggapi persoalan rendahnya gaji dosen dan guru saat menjadi pembicara dalam Konvensi Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 di Institut Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.
Dia mengatakan bahwa di Indonesia sering dikatakan bahwa menjadi seorang dosen dan guru tidak dihargai.
“Banyak di media sosial saya selalu mengatakan, menjadi dosen atau menjadi guru tidak dihargai karena gajinya enggak besar,” ungkapnya di acara KSTI kemarin.
Lebih lanjut, menurutnya hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam upaya untuk memenuhi hal tersebut.
“Ini salah satu tantangan bagi keuangan negara. Apakah semuanya harus keuangan negara ataukah ada partisipasi dari masyarakat?,” tegas Sri Mulyani.
Pernyataan Sri Mulyani tersebut kemudian mendapatkan perhatian masyarakat Indonesia. Banyak di antara masyarakat yang berharap agar segera ada perbaikan dalam upaya mendukung kesejahteraan guru di Indonesia.
(H-3)
KETUA Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menanggapi pernyataan Menteri Keuangan terkait gaji guru dan dosen di Indonesia yang kecil. Menurutnya pernyataan ini menjadi pengingat.
BARU-baru ini dalam Konvensi Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyinggung soal gaji dosen dan guru yang tidak besar.
MK mewajibkan negara menggratiskan pendidikan dasar 9 tahun dari SD hingga SMP. Muncul pula ketakutan dari para guru, khususnya guru honorer yang takut gajinya menunggak atau dipotong.
PUTUSAN Mahkamah Konstitusi (MK) soal kewajiban pemerintah menyediakan sekolah negeri dan sekolah swasta gratis harus dibarengi dengan jaminan soal honor guru swasta.
Aksi ini dilakukan untuk menyikapi skema kebijakan peningkatan kesejahteraan guru non-ASN) yang telah disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Puncak Hari Guru Nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved