Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

ARNEC Dorong Peran Pemerintah Daerah untuk Tingkatkan Kesejahteraan Anak, Buka Konferensi Asia-Pasifik di Manila

Media Indonesia
02/7/2025 09:19
ARNEC Dorong Peran Pemerintah Daerah untuk Tingkatkan Kesejahteraan Anak, Buka Konferensi Asia-Pasifik di Manila
Presiden dan CEO Childhood Education International, Diane Whitehead(Tanoto Foundation)

FILIPINA menyambut lebih dari 480 peserta dari 30 negara dalam Asia-Pacific Regional Conference on Early Childhood Development (ECD) 2025 yang diselenggarakan oleh Asia-Pacific Regional Network for Early Childhood (ARNEC) bersama Dewan ECCD Filipina sebagai tuan rumah.

Konferensi tahunan yang pada 2025 ini berlangsung pada 1–3 Juli di Manila, berfokus pada peningkatan layanan ECD yang inklusif dan adil, dengan menyoroti pentingnya peran tata kelola lokal yang efektif.

“Tahun ini, ARNEC ingin menunjukkan bahwa melalui penerapan solusi yang sesuai dengan pelokalan dan sesuai konteks, pemerintah daerah dapat secara signifikan meningkatkan kualitas dan pemberian layanan, sehingga semua anak dapat memulai kehidupan dengan setara dan adil,” sebut Ketua Dewan Direksi ARNEC Dr. Sheldon Shaeffer.

Di tempat yang sama, Asisten Sekretaris Departemen Pendidikan Filipina, Roger B. Masapol  menekankan bahwa masa depan bangsa kita bukanlah sesuatu yang jauh di depan. Masa depan itu ada di ruang kelas, pusat penitipan anak, dan rumah-rumah kita hari ini. “Ketika kita membina anak-anak kita sejak dini, kita sedang membentuk tenaga kerja, kepemimpinan, dan inovasi di masa depan,” sambung Roger.

Di kawasan Asia-Pasifik, tempat tinggal lebih dari 60 persen anak-anak dunia, kurangnya akses terhadap layanan ECD berkualitas tinggi, menjebak banyak anak dalam siklus ketimpangan. 

Banyak anak kehilangan lingkungan pengasuhan yang penting bagi tumbuh kembang mereka karena berbagai hambatan, termasuk disabilitas, gender, lokasi geografis, etnis, bahasa, dan status sosial ekonomi.

Dalam pidato pembukaannya, Presiden dan CEO Childhood Education International, Diane Whitehead, menambahkan bahwa ketika pendanaan global untuk pengembangan anak usia dini menurun, dampaknya terasa di tingkat lokal, tempat layanan diberikan dan tempat anak-anak hidup, belajar, dan tumbuh. 

“Kita memiliki peluang untuk memikirkan kembali pendekatan pembiayaan kita, tidak hanya untuk mendanai layanan, tetapi juga untuk membangun kemitraan yang lebih kuat dan berkelanjutan, serta meningkatkan tanggung jawab bersama. Kita harus beralih ke dukungan yang lebih merata dan beragam agar dapat membangun ekosistem yang tangguh dan responsif bagi anak usia dini bukan berdasarkan ketergantungan, tetapi pada kekuatan dan kolaborasi lokal,” ucap Diane.

Konferensi ini menghadirkan serangkaian presentasi dan diskusi panel yang membahas inklusi disabilitas, kesetaraan gender, inklusivitas budaya dan bahasa, kemiskinan, kesenjangan geografis perkotaan-pedesaan, serta sistem ECD yang tanggap terhadap krisis.

Turut menjadi pembicara dalam konferensi ini antara lain Pendiri dan Direktur Eksekutif Ummeed Child Development Center, Dr. Vibha Krishnamurthy, Profesor Emeritus Psikiatri Anak dan Remaja dari Universitas Oxford, Alan Stein, dan Direktur Southeast Asian Regional Centre for Early Childhood Care Education and Parenting (SEAMEO CECCEP), Profesor Vina Adriany.

Dalam konferensi ini, UNESCO juga meluncurkan laporan “Global Early Childhood and Care Education”, sementara Van Leer Foundation meluncurkan “Good Start Challenge”, yaitu program hibah global senilai 2,6 juta Euro yang akan mendanai program untuk meningkatkan kesejahteraan orang tua dari anak usia dini.

Organisasi amal anak-anak TheirWorld juga akan meluncurkan kampanye “Act for Early” yang mengajak pemerintah dan donor internasional untuk mengalokasikan setidaknya 1 miliar dollar AS dana baru bagi pengasuhan anak dan pendidikan pra-sekolah.

Konferensi tahun ini diselenggarakan bekerja sama dengan Plan International, Save the Children, Tanoto Foundation, Early Childhood Regional Networks Fund (ECRNF), UNICEF, dan UNESCO, dengan dukungan dari Philippine Normal University dan REX Education. (RO/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik