Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
VARIAN covid-19 terbaru yang dinamakan NB.1.8.1 atau populer dengan nama Nimbus, kini dikategorikan sebagai Variant Under Monitoring (VUM) oleh WHO. Varian ini merupakan turunan dari Omicron, tepatnya dari lineage JN.1, dan pertama kali terdeteksi di Tiongkok pada Januari 2025.
Salah satu gejala paling menonjol dari varian Nimbus adalah sakit tenggorokan ekstrem, yang oleh banyak pasien digambarkan seperti "menelan pecahan kaca" atau "razor blade throat".
Gejala lain yang sering muncul:
Varian Nimbus kini menyumbang sekitar 24% dari seluruh sampel genom covid-19 global. Mutasi spike protein seperti T478I
dan F59S
membuatnya lebih menular dan berpotensi menghindari antibodi dari vaksin atau infeksi sebelumnya.
Meski penyebarannya cepat, WHO menyatakan keparahan global masih rendah dan belum ada peningkatan signifikan dalam angka kematian.
Ya, vaksin COVID-19 saat ini masih efektif, terutama dalam mencegah gejala berat dan kematian. Booster tetap direkomendasikan, terutama untuk kelompok rentan, dengan vaksin pembaruan 2024–2025 masih relevan.
Sampai Juni 2025, belum ada laporan resmi kasus varian Nimbus di Indonesia. Namun, varian lain seperti MB.1.1 dan KP.2.18 masih dominan.
Pemerintah dan laboratorium genomik masih terus melakukan pengawasan ketat.
Varian Nimbus NB.1.8.1 menunjukkan gejala khas yang cukup menyakitkan, tetapi tidak meningkatkan keparahan klinis. Vaksin masih efektif, dan protokol kesehatan tetap penting dalam mencegah penularan. (Z-10)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved