Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Pameran Dokumentasi Industri Telur Global Ajak Publik Peduli Kesejahteraan Hewan

Media Indonesia
20/6/2025 22:07
Pameran Dokumentasi Industri Telur Global Ajak Publik Peduli Kesejahteraan Hewan
Ilustrasi(Dok Ist)

ACT for Farmed Animals mengadakan pameran dokumentasi di Jakarta yang mengangkat isu telur yang diproduksi dengan sistem sangkar sempit. Pameran yang berlangsung pada 20-22 Juni ini menghadirkan 37 spanduk raksasa setinggi 2 meter, menciptakan koridor sangkar ayam yang menggugah sekaligus memberikan pengalaman visual dan emosional kuat bagi pengunjung.

Masing-masing spanduk menunjukkan dokumentasi asli ayam betina yang terkurung dalam sangkar sempit diambil dari 37 negara di dunia.
“Ini koleksi foto terlengkap yang mendokumentasikan penderitaan ayam betina dari banyak negara," ujar Elfha Shavira, pemimpin kampanye Act for Farmed Animals, di Jakarta, Jumat (20/6).

“Ini realita menyedihkan yang perlu diketahui publik, dengan pesan jelas bagi perusahaan, bahwa masyarakat tidak ingin mendukung praktik ini,” tambahnya.

Berkat dukungan publik, sejak 2020 Act for Farmed Animals mengajak 51 perusahaan lokal dan global untuk memiliki kebijakan bebas sangkar. Ini menandakan mulai meningkatnya kepedulian publik pada kesejahteraan hewan dan aspek etika saat menjadi konsumen produk makanan dan minuman.

Namun, kata dia, hampir seluruh industri telur di Indonesia masih menggunakan sistem kandang sangkar yang membuat ayam tidak dapat membuka sayap sepenuhnya dan melakukan perilaku alamiahnya. Elfha menerangkan pameran ini bertujuan memulai percakapan dengan publik. Para relawan Act for Farmed Animals memberikan informasi melalui selebaran dan berinteraksi langsung dengan pengunjung.

"Melalui beberapa gawai di lokasi, relawan menampilkan video tentang kehidupan menyedihkan ayam di pabrik peternakan, menekankan peran penting perusahaan, dan mendorong perusahaan besar di Indonesia untuk menghentikan penggunaan telur dari sistem kandang sempit," ucap Elfha.

Ia menerangkan Act for Farmed Animals bertujuan menggunakan pameran penting ini untuk menyoroti kenyataan pahit tentang sumber makanan di perusahaan besar di Indonesia. Sayangnya, belum banyak perusahaan yang memberikan transparansi terkait realita di balik industri telur.

Elfha menjelaskan dokumentasi pada instalasi ini ialah hasil kolaborasi Open Wing Alliance, koalisi global yang terdiri lebih dari 90 organisasi perlindungan hewan dari seluruh dunia.

Sinergia Animal, yang merupakan bagian Act for Farmed Animals, juga berkontribusi mengumpulkan foto dokumentasi dari berbagai negara.
"Pameran ini adalah bagian kampanye global untuk mengakhiri penggunaan kandang sangkar seukuran selembar kertas. Lebih dari 2.000 perusahaan di dunia berkomitmen untuk bebas sangkar, sebuah pencapaian signifikan yang terwujud berkat dukungan koalisi Open Wing Alliance," kata Elfha. 

Ia juga meminta perusahaan besar di Indonesia melaporkan kemajuan kebijakan bebas sangkar kepada publik atau hanya melaporkan sebagian. "Perusahaan harus bertanggung jawab. Semakin tertunda implementasi kebijakan bebas sangkar, semakin lama juga jutaan ayam harus hidup dalam kandang sangkar yang amat sempit. Ini masalah tanggung jawab perusahaan dan kesejahteraan hewan yang mendesak,” pungkasnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya