Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
UNIVERSITAS Budi Luhur (UBL) dan Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) III DKI Jakarta berkolaborasi menggelar ajang diskusi panel tentang pengelolaan pengembangan Kehumasan dan Protokoler.
Sebagai unit pelaksana teknis di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek), LL DIKTI berperan dalam meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi di wilayah kerjanya, dalam setiap tahunnya melaksanakan monitoring dan evaluasi.
"Tidak hanya untuk hal-hal akademik juga non-akademik. Soal kehumasan, keprotokolan dan sebagainya. Seberapa aktif perguruan tinggi tersebut memanfaatkan media sosial, termasuk yang kita petakan setiap tahun. Sehingga dengan hasil itu kita punya peta. Kira-kira perguruan tinggi mana saja yang bisa dijadikan benchmark untuk lebih dari 240 perguruan tinggi di Jakarta," ungkap Plt. Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III, Tri Munanto, SE., M. Ak., di Kampus UBL, Jakarta (18/6/25).
Kegiatan yang digelar dalam setiap tahunnya ini, UBL terpilih sebagai bagian dari reguleritas kegiatan untuk pemerataan di setiap perguruan tinggi. "Tentu juga supaya merata. Tahun ini di Budi Luhur, tahun depan di Perguruan Tinggi yang lain. Tapi dasar pemilihannya adalah hasil monitoring dan evaluasi yang memang kami lakukan hampir setiap tahun," ujarnya. Terkait dengan kegiatan kehumasan, Tri menjelaskan dalam artian indikator kinerja utama di Kemendikti Saintek, untuk kehumasan, keprotokolan belum menjadi indikator kinerja utama di LLDIKTI.
"Ini bagian dari fungsi dari LLDIKTI, di mana LLDIKTI sebagai fasilitator tentu tidak bisa bergerak sendiri. Melaksanakan fasilitasi, tentu hasilnya kan perlu dipublikasi. Itu tidak bisa kami lakukan sendiri. Kami butuh bantuan, perguruan tinggi juga ikut serta untuk mempublikasikan program-program dan capaian masing-masing. Sehingga nanti ketika sampai di LLDIKTI, bisa menjadi satu rangkuman yang besar itu untuk dilaporkan kepada kementerian," paparnya.
Terkait harapan digelarnya acara diskusi panel ini, Tri menyampaikan, pihaknya dalam hal ini Kemendiktisaintek baru saja mengalami transisi. Menurutnya, banyak hal yang perlu disamakan langkahnya, khususnya dalam konteks publikasi kehumasan.
Dikatakan dalam waktu dekat, Kemendiktisaintek akan mengeluarkan rencana strategis (RENSTRA
Sementara itu, Deputi Rektor Non Akademik Universitas Budi Luhur, Dr. Ir. Deni Mahdiana, S.Kom., MM., M.Kom., menyampaikan, peran humas dan protokoler di sebuah perguruan tinggi sangat vital. Selain sebagai komunikasi institusi kepada pihak masyarakat, juga dalam rangka menyampaikan capaian-capaian atau citra positif perguan tinggi kepada masyarakat.
"Acara ini juga sebagai ajang untuk saling berbagi praktik baik. Jadi kampus akan berbagi praktek baik kepada kampus yang belum dimaksimalkan peran humas dan protokolernya," imbuhnya.
"Apalagi dihadirkan pembicara dari kementerian. Harapannya ada knowledge tentang standar humas atau protokolernya di sebuah pergunaan tinggi " lanjutnya.
Dosen yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM) Provinsi DK Jakarta periode 2025–2029, ini menyampaikan, perguruan tinggi harus bersinergi dengan lembaga kementerian di level atasnya.
"Jangan sampai nanti apa yang dilakukan oleh pergunaan tinggi tidak selaras dengan apa yang diarahkan kebijakan dari mulai level LLDIKTI sampai ke kementerian. Jadi kegiatan ini sangat penting untuk dapat berbagi dan berkolaborasi. Kita harus berkolaborasi untuk membangun bersama menuju kampus yang lebih baik ke depan," pungkasnya. (H-2)
Isu yang tidak dikelola dan tidak ditangani dengan cepat bisa berubah menjadi krisis, dan ini tentu akan mengancam instansi.
Lembaga riset yang ada saat ini (BRIN) cenderung mengambil positioning sebagai lembaga riset akademik (orientasi keilmuan), lebih beririsan banyak dengan perguruan tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved