Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
USAHA dan tekad keras untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi kini membuahkan hasil bagi SMPN 7 Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur. Sekolah di pelosok Kalimantan ini berhasil “menembus batas” dan menjadi SMP negeri pertama di Indonesia yang mendapatkan predikat Google Reference School, program internasional dari Google bagi sekolah yang menerapkan teknologi dalam pembelajaran.
Salah seorang guru, Suwito, menyebut predikat ini sebagai kado istimewa dan pemicu untuk menjadi lebih baik. Ia menerima pemberitahuan resmi melalui email pada 5 Juni 2025. Ia tidak bisa berkata-kata setelah menerima kado istimewa yakni, menjadi SMP negeri pertama di Indonesia yang terpilih sebagai Google Reference School.
"Sekolah tersebut adalah sekolah kami, yang berada sangat jauh di pelosok, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Kami tidak mengira, dan sampai meneteskan air mata,” kata Suwito dalam keterangan yang diterima, Rabu (18/6).
Menurut Suwito, pencapaian ini luar biasa mengingat lokasi sekolahnya terpencil dan aksesnya sulit dan keterbatasan sarana transportasi. Jarak dari ibu kota kabupaten bisa memakan waktu 3-4 jam, bahkan lebih lama jika banjir atau hujan membuat jalan rusak. Beberapa guru memilih bermalam di sekolah dan pulang hanya pada akhir pekan. “Dengan segala keterbatasan ini, kami bisa terpilih, sungguh sesuatu yang luar biasa,” kata Suwito.
Semua dimulai dari semangat untuk berubah. Pada 2021-2022, Suwito mengikuti tawaran sertifikasi Google Level 1 bersama 9 guru lain. Mereka mengikuti bootcamp tiga hari, tetapi tidak satu pun yang lulus ujian. Namun, mereka tidak menyerah.
“Kami jadi tertantang, ternyata selama ini kami belum ada apa-apa. Kami belajar lagi, kemudian dengan dukungan Dinas Pendidikan, kami ikut lagi ujian Level 1 dan lulus. Artinya, kami sudah mengenal alat-alat atau fitur-fitur Google, yang kemudian kami kembangkan untuk pembelajaran di sekolah,” ujarnya.
Pada 2023, mereka mengikuti ujian Level 2 dan mulai menerapkan pembelajaran digital sepenuhnya menggunakan Chromebook dan fitur Google. “Benar-benar tidak ada kertas, pulpen, pensil. Jadi kami hanya menggunakan Chromebook dan Google Workspace. Kami pun mulai berani berbagi dengan sekolah-sekolah lain soal transformasi digital yang kami lakukan,” papar dia.
Selanjutnya, Suwito dan beberapa guru mengikuti Trainer Skill Assessment untuk menjadi Google Certified Trainer. Dari 10 peserta, hanya Suwito yang lulus. Pada 2023, sekolahnya resmi menjadi Kandidat Google Reference School. Dua tahun berselang, mereka diminta mendaftarkan diri karena telah memenuhi sejumlah persyaratan. Tim penilai datang langsung melihat proses pembelajaran digital di sana yang memadukan alam dan teknologi.
“Pembeda kami yang tidak dimiliki daerah lain, kami kombinasikan alam dengan teknologi, kami belajar di bawah pohon. Siswa mencari tahu menggunakan alat Google, mereka olah, dan dipresentasikan,” ucapnya.
Suwito mengungkapkan, sebelum mengenal Google Workspace dan Chromebook, para guru kesulitan mendorong siswa datang ke sekolah. Banyak siswa lebih memilih membantu orang tua bekerja. Setelah transformasi digital, para siswa termotivasi dan para guru lebih mudah memberi pengertian kepada orang tua.
“Setelah kami beri penjelasan dan siswa memanfaatkan dengan baik, dan luar biasanya, siswa juga menginformasikan materi di sekolah ke orangtua. sehingga ada perubahan mindset orangtua,” kata Suwito.
Para siswa pun mulai mempresentasikan hasil belajar di depan orang tua dan aktif mencari informasi tambahan lewat internet. Hal ini mendorong mereka untuk memperluas wawasan. Menurut Suwito, para siswa haus informasi dan terbiasa mencari tahu materi yang disampaikan guru secara mandiri melalui mesin pencari. Suasana belajar menjadi lebih aktif dan eksploratif.
Suwito juga menyampaikan harapannya agar siswa-siswa yang telah berubah dan tekun belajar dapat mencetak prestasi. “Setelah sebelumnya fokus kami bagaimana supaya siswa rajin ke sekolah, langkah selanjutnya adalah membantu bagaimana agar mereka berprestasi,” pungkasnya. (I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved