Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Media Indonesia dan Trash Ranger Indonesia Ajak Masyarakat Sadar dan Bertangggungjawab Atasi Sampah

M Iqbal Al Machmudi
18/6/2025 05:10
 Media Indonesia dan Trash Ranger Indonesia Ajak Masyarakat Sadar dan Bertangggungjawab Atasi Sampah
Founder Trash Ranger Indonesia Dimas Dwi Pangestu (kedua dari kiri) didampingi Direktur Pemberitaan Media Abdul Kohar (kedua kanan) saat melakukan kunjungan ke kantor Media Indonesia di Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta, Selasa (17/06/2025).(MI/M Zen)

SAMPAH menjadi masalah yang meresahkan dan tidak kunjung berhenti. Sayangnya isu sampah bukan hanya ada di kehidupan nyata atau lingkungan tapi juga ada di media sosial karena banyak konten-konten yang dianggap sebagai 'sampah'.

Direktur Pemberitaan Media Indonesia Abdul Kohar mengatakan Media Indonesia bermain di ruang-ruang yang selama ini oleh sebagian orang dianggap sebagai tempat penampungan 'sampah'. Karena isinya menebar kebencian, berita bohong atau hoaks, saling sindir, saling benci, saling maki yakni media sosial. Media Indonesia harus hadir di situasi seperti itu dengan tujuan untuk menghilangkan 'sampah-sampah'. "Kawan-kawan punya keresahan terhadap sampah dalam pengertian yang sesungguhnya, kami juga punya keresahan terhadap sampah yang ada di media sosial," kata Kohar dalam acara temu media dengan Trash Ranger Indonesia di Kedoya, Jakarta Barat, kemarin.

Oleh karena itu Media Indonesia masuk di dalamnya untuk memberikan warna agar media sosial tidak dijejali dan tidak disesaki dengan sampah-sampah. Media Indonesia masuk dengan konten-konten yang ditampilkan secara menarik dan baik.

Di kehidupan nyata atau di lingkungan sekitar, masalah sampah datang setiap harinya mulai dari sampah makanan, medis, pakaian, plastik, dan sebagainya yang sulit terurai bahkan berbahaya bagi tanah, laut, maupun lingkungan sekitar. Maka dibutuhkan aksi yang bergerak untuk mengatasi masalah sampah tersebut.

Salah satu aksi atasi sampah dilakukan sekelompok anak muda yang tergabung dalam Trash Ranger Indonesia. Dengan banyaknya sampah di dunia maya maupun di dunia nyata, Media Indonesia berkolaborasi dengan Trash Ranger Indonesia dengan mengajak masyarakat untuk sadar dan memiliki tanggung jawab yang sama mengatasi masalah sampah. "Media Indonesia siap untuk mewartakan, menyampaikan ini kepada siapapun," ungkapnya. 

Mengatasi masalah sampah bisa dimulai dari diri sendiri dengan terbiasa mengantongi sampah jika tidak ada tempat pembuangan. Founder Trash Ranger Indonesia, Dimas Dwi Pangestu mengatakan komunitasnya memiliki jargon 'Mari Bergerak, Ayo Berdampak'. 

Saat ini, Trash Ranger Indonesia memiliki 10 ribu anggota yang ada di setiap provinsi. "Kebanyakan anggota merupakan anak SMA maupun mahasiswa," kata Dimas.

Kampanye masalah sampah, cara mengatasinya, dan tips-tips lainnya diharapkan bisa ditularkan kepada masyarakat dengan cara membagikannya di media sosial maupun portal berita seperti Media Indonesia. "Mungkin salah satu value kita, bahwa kita juga belajar tentang mengembangkan media buat teman-teman penulis," ungkap Dimas.

Trash Ranger Indonesia fokus di tujuh pilar. Yaitu renewable energy, clean up and waste management, penelitian pengembangan dan juga pemerintahan masyarakat, food waste, social energy lifestyle, limbak kosmetik, polusi dan pencemaran. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya