Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

4 Penyebab Stroke pada Usia Muda

Bagaskara Aprilianto Hartono Putra
14/6/2025 22:15
4 Penyebab Stroke pada Usia Muda
Ilustrasi, Stroke menyerang usia muda(freepik)

STROKE adalah penyakit mematikan yang dapat menyebabkan cacat atau kematian pada penderitanya. Penelitian yang diterbitkan dalam Clinical and Experimental Pediatrics menunjukkan bahwa stroke pada individu di bawah 50 tahun menunjukkan kecenderungan yang memprihatinkan di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. 

Data ini menunjukkan adanya pergeseran epidemiologi stroke, yang kini lebih banyak menyerang populasi muda, berbeda dari pola tradisional yang biasanya menyasar lansia di atas 60 tahun. Sekitar 15-30% kasus stroke terjadi pada kelompok usia produktif.

Stroke biasanya lebih sering terjadi pada pasien yang berusia di atas 40 tahun. Namun akhir-akhir ini, kasus stroke semakin banyak ditemui pada kalangan anak muda. Sebenarnya, apa yang menjadi penyebabnya?

Berikut 4 Penyebab Stroke pada Usia Muda

1. Stress yang Tinggi

Studi yang diterbitkan di PMC menunjukkan bahwa stres psikososial adalah faktor risiko penting untuk terjadinya stroke, terutama dalam populasi usia produktif.

Penelitian ini mengindikasikan bahwa stres berkepanjangan dapat memicu proses patofisiologis seperti peningkatan tekanan darah, gangguan fungsi endotel vaskular, dan aktivasi sistem inflamasi yang berperan dalam terjadinya stroke iskemik. 

Penemuan ini sangat penting di zaman modern saat tuntutan pekerjaan dan gaya hidup kota menghasilkan tingkat stres yang semakin tinggi, terutama pada kelompok usia produktif 30-50 tahun.

Mekanisme stres berfungsi baik secara langsung dengan mendiskreditkan sistem saraf otonom maupun tidak langsung melalui perilaku buruk seperti merokok atau pola makan yang tidak sehat.

2. Kurangnya Aktivitas Fisik

Studi yang diterbitkan dalam JAMA ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara gaya hidup kurang bergerak dan peningkatan risiko stroke, meskipun pada individu tanpa faktor risiko kardiovaskular yang biasa.

Penelitian jangka panjang berskala besar menunjukkan bahwa individu yang menghabiskan lebih dari 8 jam sehari dalam posisi duduk memiliki kemungkinan risiko stroke 20-30% lebih tinggi dibandingkan yang lebih aktif. 

Yang mengkhawatirkan, dampak negatif dari perilaku tidak aktif ini tetap signifikan walaupun subjek penelitian melakukan olahraga secara rutin, menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang sporadis tidak cukup untuk menetralkan efek buruk dari duduk dalam waktu lama.

Penemuan ini sangat penting di zaman sekarang di mana pekerjaan di kantor dan gaya hidup digital semakin berkuasa.

3. Pencatatan Laporan yang Lebih Kuat 

Dokter spesialis radiologi Dr dr Jacub Pandelaki, SpRad menyatakan bahwa faktor utama peningkatan kasus stroke di kalangan anak muda adalah pencatatan kasus yang lebih baik.

Ia berpendapat bahwa ini merupakan hal positif, sehingga informasi mengenai kasus yang terkumpul lebih menyeluruh.

“Kecepatan pelaporan kasus stroke di media saat ini sangat baik karena berbagai kejadian, termasuk kasus stroke, dapat terekspos dengan cepat” ujar dr Jacub

4. Deteksi Semakin Maju

Di samping itu, teknologi pemeriksaan yang lebih maju juga menjadi salah satu alasan meningkatnya jumlah kasus stroke pada kaum muda. Menurut dr Jacub, adalah penting untuk mengenali risiko stroke lebih awal. 

"teknologi deteksi semakin canggih, sehingga generasi muda yang mengalami stroke dapat teridentifikasi, begitu pula saat terkena kanker dan berbagai penyakit lainnya, lebih mudah diketahui, bahkan mulai dari usia bayi hingga lansia dengan macam-macam penyakit yang berbeda," tambah dr Jacub. 

Sumber berita: JAMA, PubMed Central, Clinical and Experimental Pediatrics.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Reynaldi
Berita Lainnya