Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MENJALANKAN ibadah puasa, khususnya di bulan Ramadan, bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum. Lebih dari itu, puasa adalah perjalanan spiritual yang melibatkan hati, pikiran, dan tindakan. Kekuatan niat menjadi fondasi utama, mengawali ibadah dengan kesadaran penuh dan tujuan yang jelas. Selain niat puasa, doa saat berbuka juga memiliki makna mendalam, sebagai ungkapan syukur atas nikmat yang telah diberikan dan harapan akan keberkahan di hari-hari mendatang.
Niat puasa, dalam bahasa Arab disebut an-niyyah, adalah kehendak atau keinginan yang kuat untuk melakukan ibadah puasa. Niat ini harus hadir sebelum dimulainya puasa, yaitu sebelum terbit fajar. Para ulama sepakat bahwa niat merupakan rukun (bagian penting) dari ibadah puasa. Tanpa niat yang sah, puasa dianggap tidak sah. Niat membedakan antara sekadar menahan lapar dan dahaga dengan ibadah yang bernilai di sisi Allah SWT.
Niat puasa tidak harus diucapkan secara lisan. Kehadiran niat di dalam hati sudah cukup. Namun, mengucapkan niat secara lisan dapat membantu memantapkan hati dan meningkatkan kesadaran akan ibadah yang akan dilakukan. Lafadz niat puasa yang umum diucapkan adalah:
Nawaitu shauma ghodin 'an adaa'i fardhi syahri Ramadhaana haadzihis sanati lillaahi ta'aalaa.
Artinya: Aku berniat puasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadan tahun ini karena Allah Ta'ala.
Niat puasa Ramadan sebaiknya dilakukan setiap malam sebelum tidur atau sebelum terbit fajar. Hal ini untuk memastikan bahwa niat telah hadir sebelum dimulainya puasa. Namun, dalam madzhab Maliki, diperbolehkan untuk berniat puasa sebulan penuh di awal Ramadan. Ini memberikan kemudahan bagi mereka yang khawatir lupa berniat setiap malam.
Penting untuk diingat bahwa niat harus spesifik untuk puasa Ramadan. Jika seseorang berniat puasa secara umum tanpa menyebutkan Ramadan, maka puasanya tidak dianggap sebagai puasa Ramadan. Niat juga harus dilakukan dengan ikhlas, semata-mata karena Allah SWT, bukan karena tujuan duniawi atau riya (ingin dipuji).
Niat yang benar akan memengaruhi kualitas puasa seseorang. Ketika seseorang berpuasa dengan niat yang tulus, ia akan lebih mampu menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa, baik secara fisik maupun mental. Ia juga akan lebih termotivasi untuk meningkatkan ibadah-ibadah lainnya, seperti membaca Al-Qur'an, bersedekah, dan melakukan kebaikan kepada sesama.
Berbuka puasa adalah momen yang sangat dinantikan oleh umat Muslim setelah seharian menahan diri dari makan dan minum. Selain melepaskan dahaga dan lapar, berbuka puasa juga merupakan waktu yang tepat untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT. Doa saat berbuka puasa adalah ungkapan syukur atas nikmat yang telah diberikan dan harapan akan keberkahan di hari-hari mendatang.
Ada beberapa lafadz doa berbuka puasa yang umum diucapkan. Salah satunya adalah:
Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa 'alaa rizqika afthartu.
Artinya: Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, dan atas rezeki-Mu aku berbuka.
Doa ini mengandung pengakuan bahwa puasa yang dilakukan semata-mata karena Allah SWT, keimanan kepada-Nya, dan berbuka dengan rezeki yang telah diberikan-Nya. Doa ini juga merupakan bentuk tawadhu' (kerendahan hati) di hadapan Allah SWT.
Lafadz doa berbuka puasa lainnya adalah:
Dzahabazh zhama'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah.
Artinya: Telah hilang dahaga, telah basah urat-urat, dan telah tetap pahala, insya Allah.
Doa ini menggambarkan kondisi fisik setelah berbuka puasa, yaitu hilangnya dahaga dan basahnya urat-urat yang kering. Doa ini juga mengandung harapan agar Allah SWT menerima puasa yang telah dilakukan dan memberikan pahala yang berlimpah.
Selain kedua doa tersebut, seseorang juga dapat memanjatkan doa-doa lainnya sesuai dengan keinginannya. Waktu berbuka puasa adalah waktu yang mustajab (dikabulkan) untuk berdoa. Oleh karena itu, manfaatkanlah waktu ini sebaik-baiknya untuk memohon kepada Allah SWT segala kebaikan di dunia dan akhirat.
Saat berbuka puasa, disunnahkan untuk menyegerakan berbuka setelah masuk waktu Maghrib. Jangan menunda-nunda berbuka puasa karena hal itu merupakan sunnah Rasulullah SAW. Berbukalah dengan makanan atau minuman yang manis, seperti kurma atau air putih. Makanan atau minuman yang manis dapat membantu mengembalikan energi tubuh yang hilang setelah seharian berpuasa.
Berbuka puasa juga merupakan momen untuk berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Undanglah teman, kerabat, atau tetangga untuk berbuka puasa bersama. Berbagi makanan dan minuman saat berbuka puasa dapat mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan rasa persaudaraan.
Puasa Ramadan memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan. Di antaranya adalah:
Selain niat dan doa, ada beberapa adab (etika) yang perlu diperhatikan saat menjalankan ibadah puasa Ramadan. Di antaranya adalah:
Ada beberapa hal yang dapat membatalkan puasa. Di antaranya adalah:
Islam memberikan keringanan (rukhsah) bagi orang sakit dan musafir (orang yang sedang bepergian) untuk tidak berpuasa. Namun, mereka wajib mengganti (qadha) puasa tersebut di hari lain setelah sembuh atau setelah selesai bepergian.
Orang sakit yang diperbolehkan tidak berpuasa adalah orang yang sakitnya parah dan jika berpuasa akan memperburuk kondisinya atau memperlambat proses penyembuhan. Sedangkan musafir yang diperbolehkan tidak berpuasa adalah musafir yang jarak perjalanannya mencapai jarak yang diperbolehkan untuk mengqashar shalat (sekitar 81 kilometer).
Bagi wanita hamil dan menyusui, para ulama berbeda pendapat mengenai hukum berpuasa. Sebagian ulama memperbolehkan wanita hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa jika khawatir akan kesehatan dirinya atau kesehatan bayinya. Namun, mereka wajib mengganti puasa tersebut di hari lain atau membayar fidyah (memberi makan orang miskin) jika tidak mampu mengganti puasa.
Puasa Ramadan memiliki banyak hikmah (pelajaran) yang dapat diambil. Di antaranya adalah:
Dengan memahami niat puasa, doa berbuka puasa, keutamaan puasa Ramadan, adab-adab puasa Ramadan, hal-hal yang membatalkan puasa, hukum puasa bagi orang sakit dan musafir, serta hikmah puasa Ramadan, diharapkan kita dapat menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan ridha Allah SWT.
Semoga Allah SWT menerima puasa kita dan memberikan kita kekuatan untuk terus beribadah kepada-Nya. Aamiin.
Berikut adalah tabel yang merangkum poin-poin penting terkait puasa:
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Niat Puasa | Kehendak yang kuat untuk berpuasa, dilakukan sebelum fajar. |
Doa Berbuka | Ungkapan syukur dan harapan saat berbuka puasa. |
Keutamaan Puasa | Penghapus dosa, pintu surga Ar-Rayyan, pahala dilipatgandakan, dll. |
Adab Puasa | Menjaga lisan, pandangan, pendengaran, memperbanyak ibadah, dll. |
Pembatal Puasa | Makan/minum sengaja, muntah sengaja, hubungan suami istri, dll. |
Rukhsah Puasa | Keringanan bagi orang sakit dan musafir untuk tidak berpuasa. |
Hikmah Puasa | Meningkatkan empati, melatih disiplin, membersihkan jiwa, dll. |
Wallahu a'lam bish-shawab (Hanya Allah yang Maha Mengetahui kebenaran). (Z-4)
Raih keberkahan rezeki & ampunan dosa dengan niat sholat Dhuha. Pelajari bacaan, tata cara, dan keutamaan sholat sunnah ini!
Pelajari rukun haji lengkap! Panduan ibadah haji informatif, ringkas, dan mudah dipahami. Raih haji mabrur dengan persiapan matang.
Panjatkan doa tahlil lengkap untuk arwah. Temukan bacaan tahlil, terjemahan, dan keutamaan untuk keberkahan serta ampunan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved