Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
BERDASARKAN laporan lembaga Imparsial: The Indonesian Human Rights Monitor, sepanjang tahun 2024 terdapat sedikitnya 23 kasus pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia. Kondisi
ini dipengaruhi oleh minimnya pendidikan serta kurangnya penanaman nilai-nilai toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan sejak usia dini.
Menanggapi kondisi yang terjadi di masyarakat, Redea Institute, yang menaungi jaringan Sekolah HighScope Indonesia berkomitmen untuk menanamkan serta menerapkan nilai-nilai toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan kepada seluruh siswa sejak dini.
Toleransi sering kali dianggap hal yang sepele, padahal ketidakhadirannya dapat berdampak negatif. Banyak permasalahan di era ini berakar dari kurangnya rasa saling menghargai—baik terhadap sesama, terhadap suatu hal, maupun terhadap perbedaan yang ada.
Kurangnya pemahaman akan keberagaman dapat memicu konflik,
perpecahan, serta menurunnya sikap toleran dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagai upaya menanamkan pemahaman tentang pentingnya menghargai perbedaan dan toleransi, jaringan Sekolah HighScope Indonesia kembali mengadakan kegiatan lintas agama bertajuk PTR (Peace, Tolerance, Respect). Kegiatan tahunan ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap saling menghormati, baik terhadap sesama manusia maupun makhluk hidup, guna menciptakan kehidupan yang harmonis dan berkelanjutan.
Tahun ini, PTR mengusung tema “Membangun Sikap Menghormati Sesama Manusia dan Makhluk Hidup untuk Menciptakan Kehidupan yang Damai dan Berkelanjutan.” Tema ini dipilih untuk menginspirasi siswa agar menerapkan sikap saling menghormati dalam kehidupan sehari-hari,
serta berkontribusi dalam menciptakan perdamaian yang berkelanjutan.
Dengan demikian, kegiatan ini diharapkan membawa dampak positif bagi seluruh umat beragama dalam masyarakat. Kegiatan ini juga menjadi salah satu cara untuk mempromosikan kehidupan madani dengan menanamkan sikap toleransi antar pemeluk agama serta menghargai berbagai bentuk kontribusi yang dilakukan masing-masing agama bagi kemanusiaan. PTR diselenggarakan setiap tahun pada bulan
Ramadhan sejak 2004.
Meskipun berlangsung di bulan Ramadhan, kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh siswa beragama Islam, tetapi juga oleh siswa dari agama lain, seperti Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, dan Buddha.
Dalam pelaksanaannya, aktivitas siswa terbagi menjadi dua kategori: aktivitas yang sesuai dengan latar belakang agama masing-masing dan aktivitas gabungan yang melibatkan seluruh siswa tanpa memandang perbedaan keyakinan.
Rangkaian kegiatan PTR ini berlangsung di seluruh Sekolah HighScope Indonesia dimulai dari program Sekolah Dasar di kelas 4 (empat) sampai dengan tingkat Sekolah Menengah Atas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved