Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
BANYAK makan adalah kondisi di mana seseorang mengonsumsi makanan dalam jumlah berlebihan, baik dalam satu waktu maupun secara terus-menerus.
Hal ini bisa terjadi karena berbagai faktor seperti lapar berlebihan, kebiasaan makan cepat, stres, atau nafsu makan tinggi.
Terlalu banyak makan bisa berdampak negatif bagi kesehatan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Makan berlebihan, terutama makanan tinggi kalori dan lemak, menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh, yang bisa berujung pada obesitas.
Makan terlalu banyak bisa menyebabkan kembung, mual, begah, atau sakit perut, karena lambung dipaksa bekerja lebih keras untuk mencerna makanan.
Porsi besar bisa membuat katup lambung melemah, menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan, yang menimbulkan sensasi nyeri dada (heartburn).
Makan berlebihan, terutama makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan, bisa menyebabkan resistensi insulin, yang meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Konsumsi makanan berlemak dan tinggi kolesterol secara berlebihan dapat menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah, meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Setelah makan banyak, tubuh memfokuskan energinya untuk pencernaan, menyebabkan rasa kantuk, lemas, dan kurang fokus.
Terlalu banyak makanan berlemak dapat menyebabkan penumpukan lemak di hati (fatty liver), yang bisa berkembang menjadi kerusakan hati jika tidak dikontrol.
Kebiasaan makan berlebihan bisa mengganggu metabolisme tubuh, memperlambat pembakaran kalori, dan menyebabkan ketidakseimbangan hormon.
Mengontrol pola makan bukan berarti harus kelaparan, tetapi memastikan tubuh mendapatkan nutrisi yang cukup tanpa berlebihan. (Z-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved