Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MALAYSIA, Singapura, Brunei Darussalam, tiga negara tetangga dekat Indonesia, menetapkan 1 Ramadan 1446 H pada 2 Maret 2025. Umat muslim di tiga negara itu, baru mulai berpuasa pada hari Minggu (2/3).
Terjadi perbedaan awal puasa di Indonesia dengan Malaysia, Singapura, dan Brunei. Sebab, umat Islam di Tanah Air mulai puasa Sabtu (1/3).
Dilansir dari News Straits Times, Jumat (28/2), proses penampakan hilal Ramadan berlangsung di 29 lokasi di Malaysia. Hilal nampak di Pontian Kecil, Johor, dan Kompleks Falak Al-Khawarizmi, Negri Sembilan, hingga Sabak Bernam di Selangor.
Otoritas Singapura mencatat, pada Jumat malam, bulan berada pada jarak sudut 5,1 derajat, dengan ketinggian 4,3 derajat. Perhitungan ini tidak memenuhi kriteria imkanur rukyah, sebagaimana disepakati oleh negara-negara anggota MABIMS (Brunei, Malaysia, Indonesia, dan Singapura).
Mufti Singapura, Nazirudin Mohd Nasir mengatakan, bulan sabit Ramadan tidak nampak di cakrawala Singapura saat matahari terbenam Jumat (28/2).
Bulan Ramadan dimulai dengan penampakan bulan baru, berdasarkan kalender Islam. "Saya senang mengumumkan bahwa hari pertama puasa di bulan Ramadan jatuh pada lusa. Ahad, 2 Maret 2025," kata Nazirudin. (H-1)
PANITIA pengamatan bulan di berbagai negara di seluruh dunia berkumpul untuk melihat bulan sabit Ramadan. Ini menandai dimulai bulan suci Ramadan.
Puasa memiliki makna yang lebih dalam selain hanya menahan rasa lapar dan dahaga. Puasa bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah, mengajarkan pengendalian diri
Puasa Ramadan tidak hanya mencakup menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga dari hal-hal yang membatalkan puasa, seperti berbohong, berdebat, dan berperilaku buruk.
PIMPINAN Pusat (PP) Muhammadiyah mengumumkan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 H berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal.
BRIN memprediksi bahwa 1 Ramadan jatuh pada 2 Maret 2025. Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaludin menganilisis
PROFESOR Riset Astronomi-Astrofisika BRIN Thomas Djamaludin, menjelaskan bahwa ilmu astronomi dan ilmu falak berperan penting dalam menentukan posisi hilal secara ilmiah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved