Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Terkait Cek Kesehatan Gratis, Pemerintah Juga Perlu Siapkan Potensi Kenaikan Biaya Kuratif di 2025

M Iqbal Al Machmudi
09/2/2025 15:23
Terkait Cek Kesehatan Gratis, Pemerintah Juga Perlu Siapkan Potensi Kenaikan Biaya Kuratif di 2025
Dokter melakukan tindakan pemeriksaan kesehatan di Puskesmas Tanah Abang(MI/Susanto)

ANGGOTA Komisi IX DPR RI Irma Suryani mengatakan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sangat penting sebagai upaya promotif dan preventif. Namun perlu dipersiapkan juga adalah dengan adanya upaya preventif maka biaya kuratif atau pengobatan berpotensi meningkat.

"Pemerintah juga harus tahu konsekuensi dari cek kesehatan gratis tersebut, karena pasti akan timbul konsekuensi biaya lagi bagi masyarakat yang ternyata berpotensi dan bahkan mungkin sudah mengidap penyakit tertentu," kata Irma saat dihubungi, Minggu (9/2).

"Maka saya yakin anggaran kuratif tahun 2025 bisa saja membengkak. Yang harus diperhatikan juga terkait penerapan KRIS, karena berpotensi menaikkan iuran peserta karena akan dilaksanakan satu harga dan satu standar pelayanan," sambungnya.

Diketahui cek kesehatan gratis akan mulai dilakukan Besok, 10 Februari 2025 di puskesmas di seluruh wilayah. Program tersebut dilakukan karena melihat kondisi kesehatan masyarakat Indonesia dengan banyak penyakit yang menyebabkan kematian namun bisa dicegah jika diketahui sejak dini.

Jenis pemeriksaannya pun dibagi menjadi 3 jenis antara lain bayi dan baru lahir, balita dan pra sekolah, serta dewasa dan lansia. Pada kelompok bayi dan baru lahir jenis pemeriksaanya seperti Kekurangan hormon tiroid bawaan, kekurangan enzim pelindung sel darah merah (G6PD), kekurangan hormon adrenal bawaan, penyakit jantung bawaan kritis, hingga kelainan saluran empedu.

Kemudian pada kelompok usia balita dan prasekolah mendapatkan jenis pelayanan cek kesehatan gratis berupa pertumbuhan, perkembangan, tuberkulosis (Tb), telinga, mata, gigi, talasemia (pemeriksaan darah pada usia 2 tahun saja), gula darah (pemeriksaan darah pada usia 2 tahun saja).

Sementara pada kelompok dewasa dan lansia antara lain merokok, kanker paru (lebih dari 45 tahun), tingkat aktivitas fisik, kanker usus besar (lebih dari usia 50 tahun), status gizi, mata, gigi, telinga, tekanan darah, jiwa, gula darah, Hepatitis, risiko stroke atau jantung (lebih dari usia 40 tahun), calon pengantin berupa anemia, sifilis, HIV, fungsi ginjal (lebih dari usia 40 tahun), geriatri (lebih dari usia 60 tahun), Tuberkulosis, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), Kanker Payudara (lebih dari usia 30 tahun), kanker leher rahim (lebih dari usia 30 tahun).

"Cek kesehatan gratis sebetulnya sudah ada sejak dua periode lalu, bisa dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat satu seperti puskesmas dengan melakukan cek gula darah, kolesterol, tekanan darah, dan asam urat," ujar dia.

Meski belum banyak masyarakat yang sadar perlu memeriksakan keempat item tersebut. Tapi tahun ini dalam rangka promotif dan preventif tentunya, cek kesehatan gratis yang meliputi 20 item tentu sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Pada tahap awal pelaksanaan cek kesehatan gratis dilakukan pembatasan kuota yakni  hanya 30 orang per hari yang daftar melalui aplikasi Satusehat.

"Ditahap awal kita tetapkan kuota yang melalui pendaftaran digital 30 (orang) dulu per hari. Tapi tentu saja hitungan kami itu bisa bervariasi bisa tambah 50 pun bisa tapi akan dievaluasi puskesmas," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Kesehatan Primer dan Komunitas Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maria Endang Sumiwi. 

Penambahan kuota bisa dilakukan pada sistem digital Satusehat. Namu pada tahap awal Kemenkes menetapkan 30 pendaftar dulu untuk mengantisipasi kendala yang belum bisa mendaftar.

"Untuk kuota maksimal kita lakukan pembatasan supaya masyarakat enggak jengkel karena terlalu ramai atau menunggu yang lama," pungkasnya. (Iam/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya