Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENELITI senior di Maarif Institute Endang Tirtana, resmi menyandang gelar doktor setelah sukses mempertahankan disertasinya dalam sidang promosi doktor Administrasi Publik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Endang sebagai lulusan doktor pertama dalam program studi tersebut.
"Bapak Endang Tirtana resmi menyandang gelar doktor dan menjadi yang pertama di Administrasi Publik Fisip UMJ," ujar Rektor UMJ Ma'mun Murod seusai sidang terbuka di UMJ, Rabu (5/2).
Dalam disertasinya, Endang mengangkat tema "Model Partisipasi Muhammadiyah dalam Penanganan Covid-19: Studi Kasus Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC)."
Penelitiannya menemukan keberhasilan Muhammadiyah menangani pandemi didukung oleh pendekatan holistik MDMC yang mengutamakan misi sosial, adaptasi, serta peningkatan sistem untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Selain itu, ia menilai praktik inovasi yang diterapkan Muhammadiyah mampu menjawab tantangan pandemi serta mempercepat kebijakan penanganan dampaknya di Tanah Air.
"Penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi MDMC dalam kebijakan penanganan pandemi covid-19 didukung oleh kolaborasi internal dan eksternal serta pemanfaatan berbagai sumber daya, mulai dari pusat hingga akar rumput," ujar Endang.
Untuk itu, dia menyarankan, Muhammadiyah membangun saluran komunikasi yang lebih efektif dengan pemerintah pusat maupun daerah. Salah satu langkah konkret yang dapat dilakukan adalah membentuk forum diskusi rutin atau platform kolaboratif.
"MDMC perlu meningkatkan evaluasi program secara mendalam dan berkelanjutan untuk memastikan dampak program terhadap kebutuhan masyarakat. Selama ini, evaluasi belum menyeluruh, sehingga kualitas partisipasi masyarakat belum dapat diukur dengan presisi," jelasnya.
Selain itu, lanjut Endang, pemerintah perlu menerapkan pendekatan kolaboratif dan inovatif khususnya melibatkan organisasi berbasis agama secara luas dalam pengerbangan kebijakan. Mulai dari proses perencanaan kebijakan, implementasi dan evaluasi kebijakan.
"Penelitian selanjutnya perlu menguji model partisipasi integratif ini dalam konteks krisis lainnya, seperti bencana alam dan krisis kesehatan lainnya melalui berbagai pendekatan ilmiah baik menggunakan metode kualitatif maupun kuantitatif," pungkasnya. (P-3)
Oleh karena itu, setiap bantuan yang diberikan harus dapat mencegah upaya tindak lanjut berupa pendudukan atau ekspansi penjajahan
Maarif Institute merasa perlu ada langkah untuk menyebarkan kembali pemikiran tokoh bangsa almarhum Ahmad Syafi’i Maarif, yakni soal keislaman progresif dan mencerahkan.
MAARIF House (MH) kembali digelar dengan mengangkat tema 'Muhammadiyah Studies dalam Lintas Disiplin'.
Direktur Eksekutif Maarif Institute Andar Nubowo menyebut hasil dari survei tersebut memperlihatkan persepsi positif terkait hal itu.
MAARIF Institute for Culture and Humanity menyampaikan keprihatinan mendalam atas rencana Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, terkait pengiriman siswa ke barak militer untuk dibina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved