Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Merayakan Imlek dan Menanamkan Nilai Menghargai Perbedaan Sejak Dini

Fathurrozak
25/1/2025 17:35
Merayakan Imlek dan Menanamkan Nilai Menghargai Perbedaan Sejak Dini
Mengenalkan budaya imlek sejak dini(Dok: Bintang Montessori)

TAHUN baru Imlek akan jatuh pada 29 Januari. Ada beragam cara yang dilakukan untuk menyambut sukacita perayaan Imlek. Momen Imlek juga bisa dijadikan sebagai ajang untuk mengenalkan nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia sejak usia dini.

Seperti halnya yang dilakukan oleh Bintang Montessori, sekolah untuk anak-anak usia 1,5-6 tahun di Kemang, Jakarta Selatan. Dalam menyambut Imlek, sekolah mengajak para murid untuk mengenal tradisi Tionghoa secara interaktif dan menyenangkan, sekaligus menanamkan rasa hormat terhadap budaya yang beragam. Dalam rangkaian perayaan Imlek, murid-murid tampil memukau dalam peragaan busana khas Tionghoa. Selain menjadi ajang unjuk kreativitas, acara ini juga menjadi momen untuk mengapresiasi keindahan pakaian tradisional Tionghoa.

Salah satu tradisi khas tahun baru Imlek adalah Yee Sang, yang diperkenalkan kepada anak-anak melalui aktivitas membuat dan mengaduk mie khas Imlek bersama-sama. Tradisi ini melambangkan harapan akan kebersamaan, keberuntungan, dan kemakmuran di tahun yang baru.

Rangkaian perayaan menyambut Imlek ditutup dengan tarian barongsai dan liongsai yang penuh semangat. Tak hanya itu, momen spesial lainnya adalah pemberian angpao oleh orangtua kepada anak-anak sebagai simbol cinta dan doa untuk keberuntungan mereka di masa depan. Diharapkan, melalui program-program tersebut dapat memupuk rasa saling menghargai di antara anak-anak dan orangtua. Pada akhirnya, pendidikan yang mengedepankan penghormatan terhadap perbedaan adalah langkah kecil namun penting menuju perdamaian dunia. 

Memperkenalkan anak pada beragam budaya sejak dini akan membentuk mereka menjadi individu yang inklusif, penuh empati, dan mampu melihat keindahan dalam keberagaman. Sekolah tidak hanya mendidik anak-anak, tetapi juga menginspirasi keluarga untuk melihat betapa berharga dan indahnya perbedaan yang ada di sekitar kita.

“Kami sebagai pendidik harus bisa membuat anak-anak tertarik dan cinta belajar dengan memakai alat peraga atau benda konkret. Selain itu, mengenalkan hal-hal baru dan unik agar mereka bisa menghargai perbedaan. Dari situ, timbul kesenangan belajar, disiplin, dan cinta terhadap sesama,” ujar kepala sekolah Bintang Montessori Mira dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia, Sabtu (25/1).(M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya