Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Kepemimpinan Inklusif Kunci Relevansi dan Kemampuan Adaptasi

Indrastuti
22/1/2025 10:11
Kepemimpinan Inklusif Kunci Relevansi dan Kemampuan Adaptasi
Ilustrasi(freepik.com)

DALAM dinamika global yang terus berkembang, kepemimpinan inklusif (inclusive leadership) menjadi kunci penting bagi organisasi untuk tetap relevan, kompetitif, dan mampu beradaptasi dengan perubahan. Menyadari pentingnya hal itu, PPM School of Management, sebagai institusi pendidikan manajemen menggelar seminar bertajuk Inclusive: Empowering Diverse Talent for Transformational Service Excellence.

Seminar ini berlangsung hybrid dan membahas bagaimana keberagaman (diversity), kesetaraan (equity), dan inklusi (inclusivity) dapat diintegrasikan dalam praktik kepemimpinan guna menciptakan inovasi, meningkatkan produktivitas, dan menghadirkan layanan unggul serta transformatif di berbagai sektor organisasi.

Menurut Ketua PPM School of Management AC Mahendra K Datu, kepemimpinan inklusif tidak hanya menghormati keberagaman, tetapi juga menciptakan lingkungan bahwa setiap individu bisa berkontribusi maksimal.

Seminar ini menawarkan wawasan strategis bagi pemimpin untuk mengelola talenta dari berbagai latar belakang dan mengoptimalkan potensi mereka. "Inclusive leadership memiliki arti bahwa seorang pemimpin harus bisa merangkul semua orang dengan latar belakang berbeda dari suku mana pun dan mengintegrasikan keberagaman untuk mengoptimalkan peran mereka agar bisa memberikan kontribusi pekerjaan yang optimum," terang Mahendra, di Jakarta, Selasa (22/1).

Dia memaparkan inclusive leadership juga bukan hanya tren, tetapi kebutuhan strategis di tengah kompleksitas dunia kerja modern. "Kepemimpinan ini membantu organisasi membangun budaya kerja kolaboratif yang memperkuat daya saing sekaligus berdampak signifikan kepada pelanggan dan pemangku kepentingan," ujar Mahendra.

Sebagai informasi, kepemimpinan inklusif jadi fokus perhatian berbagai negara, terutama karena keberagaman tenaga kerja semakin meningkat. Menurut laporan McKinsey (2022), organisasi yang mengintegrasikan keberagaman ke dalam kepemimpinan memiliki peluang 36% lebih tinggi untuk mengungguli kompetitor dalam hal profitabilitas. Seminar ini memberikan perspektif bagaimana tren global tersebut dapat disesuaikan dengan konteks Indonesia.

Seminar ini menghadirkan para praktisi yang berbagi pengalaman mereka dalam menerapkan inclusive leadership di lingkungan kerja. "Membangun kepemimpinan inklusif butuh pendekatan yang tidak hanya menghormati keberagaman, tapi juga mengintegrasikan perspektif yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama," ungkap Lianawaty Suwono, Compliance & Human Capital Management Director PT Bank Central Asia Tbk.

Pendapat senada disampaikan Issuhersatyo, Division Head Human Capital Business Partner 2 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Ia menyatakan dengan pendekatan kepemimpinan inklusif, organisasi dapat menciptakan ekosistem kerja yang lebih kolaboratif dan inovatif. Ini berdampak langsung pada produktivitas dan keberlanjutan organisasi.

PPM School of Management berharap dari seminar ini menegaskan komitmen mendorong transformasi kepemimpinan berbasis keberagaman dan inklusi. "Inclusive leadership diharapkan jadi katalisator utama menciptakan organisasi produktif dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dan siap menghadapi tantangan masa depan," ujar Mahendra.

Dari laporan Deloitte (2023), kata  dia, keberagaman di tim manajemen mampu meningkatkan inovasi hingga 20%, dan inklusi yang terintegrasi dengan budaya organisasi dapat mengurangi tingkat pergantian karyawan hingga 50%. "Dengan data ini, penting bagi organisasi untuk memulai langkah strategis menuju inclusive leadership," tuturnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik