Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kolaborasi Solid Kunci Mengatasi Tantangan di Sektor Kesehatan

Naviandri
08/1/2025 13:59
Kolaborasi Solid Kunci Mengatasi Tantangan di Sektor Kesehatan
Pelantikan pengurus besar beberapa perhimpunan spesialisasi Indonesia, salah satunya PB PGI (Persatuan Gastroenterologi Indonesia).(Dok.PGI)

PENGURUS Besar Persatuan Gastroenterologi Indonesia (PB PGI) 2023-2026 menyampaikan refleksi dan harapan terkait pembangunan kesehatan di Indonesia.

Ketua PB PGI, Prof Dr. dr. Ari Fahrial Syam, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi yang lebih erat antara Kementerian Kesehatan, institusi pendidikan, organisasi kemasyarakatan, dan pemerintah daerah. Beliau menilai bahwa kolaborasi yang solid akan menjadi kunci dalam mengatasi berbagai tantangan di sektor kesehatan.
 
Prof. Ari, panggilan akrabnya, menyatakan bahwa pelaksanaan enam pilar transformasi kesehatan, seperti layanan primer dan rujukan, ketahanan kesehatan, serta pembiayaan dan teknologi kesehatan, masih menghadapi berbagai kendala. "Implementasi ini perlu didukung dengan pemerataan dan evaluasi berkelanjutan agar bisa berjalan optimal," ujarnya, Selasa (7/1).

Prof. Ari yang juga Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) itu menekankan pentingnya Sistem Kesehatan Akademik untuk menyinergikan peran berbagai stakeholder dalam meningkatkan mutu layanan kesehatan.

Dalam upaya mendukung transformasi tersebut, PB PGI terus melakukan berbagai inisiatif seperti peningkatan capacity building bagi dokter umum, spesialis, dan subspesialis melalui continuing medical education.

Selain itu, PB PGI aktif melakukan riset multicenter dan uji klinik, serta memberikan edukasi langsung kepada masyarakat melalui seminar, webinar, dan konten-konten di media sosial.

Sekretaris Jenderal PB PGI, Dr. dr. Hasan Maulahela, menambahkan bahwa dukungan terhadap riset kesehatan inovatif sangat krusial. "Kita perlu mendorong kemandirian dalam produksi obat, vaksin, dan alat kesehatan lokal yang berkualitas untuk menekan biaya kesehatan dan meningkatkan akses masyarakat," jelasnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya regulasi yang kuat untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor dan mendorong penggunaan produk inovasi lokal.

Prof. Ari dan Dr. Hasan juga menyoroti perlunya kolaborasi yang lebih baik antara pemerintah pusat dan daerah, serta pelaku kesehatan, untuk mengurangi ego sektoral yang masih kuat. Mereka yakin bahwa melalui konsep Sistem Kesehatan Akademik, distribusi tenaga kesehatan dan efisiensi pembiayaan dapat ditingkatkan, serta penelitian kesehatan inovatif dapat lebih berkembang.

Pada akhirnya, PB PGI berharap semua pihak dapat berkomunikasi dan berkolaborasi lebih intens untuk mengejar ketertinggalan dalam pembangunan kesehatan. "Kami optimisTIS bahwa dengan kerja sama yang baik, kita bisa menciptakan Indonesia yang lebih sehat dan mandiri dalam bidang kesehatan," tutup Prof. Ari. (N-2)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya