Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Perpustakaan Berperan dalam Perkembangan Ekonomi Hijau

Atalya Puspa
09/12/2024 08:11
Perpustakaan Berperan dalam Perkembangan Ekonomi Hijau
Ilustrasi(Dok Perpusnas)

KONSEP ekonomi hijau menjadi agenda global untuk menciptakan keseimbangan antara pelestarian lingkung­an dan pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia, konsep ini tidak hanya diterapkan melalui kebijakan besar pemerintah, tetapi juga melalui sektor-sektor seperti perpustakaan, yang berperan penting dalam pengembangan literasi dan pemberdayaan masyarakat.  

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Adin Bondar menegaskan bahwa perpustakaan memiliki posisi strategis dalam mendukung ekonomi hijau. “Transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang digagas Perpusnas mendorong masyarakat untuk memanfaatkan informasi dan pengetahuan sebagai modal keterampilan hidup. Hal ini memungkinkan mereka meningkatkan kualitas hidup sekaligus berkontribusi pada pelestarian lingkungan,” jelasnya dalam wawancara dengan Media Indonesia, Rabu (4/12).  

Adin menyatakan, perpustakaan tidak hanya menjadi tempat membaca buku, tetapi juga menjadi pusat pelatihan keterampilan yang relevan dengan ekonomi hijau. Adin mencontohkan, beberapa perpustakaan telah menjadi pusat pelatihan daur ulang sampah menjadi produk bernilai ekonomi, seperti bunga hias dari kantong kresek bekas dan pembuatan eco enzym dari sampah dapur. 

Pendekatan ini memungkinkan masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya lokal, mengurangi limbah, dan menciptakan peluang ekonomi baru. Di Kabupaten Bekasi, perpustakaan bahkan menjadi fasilitator pengelolaan sampah organik menjadi kompos dan produk dekorasi taman.  

“Keberadaan perpustakaan sebagai sumber pengetahuan yang paling demokratis sangat membantu masyarakat untuk belajar dan berkreasi. Hal ini selaras dengan tujuan ekonomi hijau yang menciptakan pertumbuhan ekonomi sekaligus melestarikan lingkungan,” tambah Adin.  

Melalui kegiatan pelibatan masyarakat, perpustakaan dapat memfasilitasi berbagai kegiatan untuk mengolah sampah dan limbah menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomi dan ramah lingkungan

Beberapa kegiatan di perpustakaan yang mendo­rong terwujudnya green eco­nomy dan pelestarian lingku­ngan misalnya yang dilakukan oleh Perpustakaan Desa Paras, Kabupaten Ngawi, yang memfasilitasi pelatihan pengolahan kantong kresek bekas menjadi aneka bunga hias yang cantik dan bernilai ekonomi. Perpustakaan juga memfasilitasi pembuatan lilin aromaterapi dari limbah minyak jelantah, serta membuat sabun cuci piring dari bahan nabati.

Di tempat lain, Perpustakaan Kota Tangerang memfasi­litasi pelatihan membuat batik ecoprint dengan pewarna alami yang dihasilkan dari tumbuhan. Sementara itu Perpustakaan Kabupaten Lima Puluh Kota memfasilitasi pelatihan membuat pupuk kompos. Dan masih banyak perpustakaan lain yang memfasilitasi kegiatan dalam mendukung ekonomi hijau.

Adin juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah daerah dalam mengoptimalkan potensi perpustakaan untuk mendukung ekonomi hijau. “Pemerintah daerah harus menyediakan infrastruktur ramah lingku­ngan di perpustakaan, mendukung pendanaan program literasi hijau, dan memberi penghargaan kepada individu atau komunitas yang berhasil mengembangkan praktik ramah lingkungan,” ujarnya. 
 
Ia juga menyarankan agar kebijakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029 memasukkan penguatan transformasi perpustakaan sebagai program prioritas. Selain itu, kolaborasi dengan sektor swasta, tokoh masyarakat, dan pegiat literasi menjadi kunci keberhasilan pengembangan ekonomi hijau melalui perpustakaan. 
 
Saat ini, Perpusnas telah mengembangkan 10.000 lokus transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial di seluruh Indonesia, termasuk perpustakaan desa dan taman bacaan masyarakat. 

Di masa depan, Perpusnas berencana memperluas akses literasi hijau melalui pojok baca digital dan tutorial edukasi di ruang publik, sehingga masyarakat lebih mudah mendapatkan informasi tentang ekonomi hijau.  

Adin berharap seluruh pemangku kepentingan bersi­nergi untuk mendukung transformasi perpustakaan dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia. “Upaya bersama ini penting untuk menciptakan pekerjaan baru, melestarikan lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutupnya. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya