Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
HUJAN dengan intensitas tinggi menyebabkan banjir di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan sebanyak 1.531 kepala keluarga atau sekitar 4.575 jiwa terpaksa mengungsi ke posko banjir yang telah disediakan.
“Banjir menggenangi delapan dusun di Desa Sosok, dengan ketinggian air mencapai sekitar 1 hingga 1,5 meter. Kejadian ini dipicu oleh limpasan dari Sungai Sekayu dan Sungai Tayan yang melintasi area permukiman,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (19/10).
Ia mengatakan empat sekolah dasar dan beberapa sarana kesehatan terendam, mengganggu layanan yang vital bagi warga. Meskipun jalan poros sepanjang 1,5 kilometer yang sebelumnya terendam kini telah surut dan kembali aman untuk dilalui, banyak warga yang masih memilih untuk mengungsi karena adanya potensi banjir susulan. Hal ini menunjukkan perlunya penanganan yang lebih lanjut dari pihak berwenang untuk memastikan keselamatan masyarakat.
“Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Sanggau sedang melakukan pemantauan, evakuasi, dan monitoring di lapangan,” ucapnya.
Anggota TRC BPBD masih bertugas di lokasi untuk memberikan bantuan kepada warga yang terdampak. Abdul menuturkan lokasi pengungsian tersebar di beberapa titik yakni di kantor desa, sekitar 30 orang, termasuk lansia dan ibu-ibu dengan anak kecil.
Sementara itu, di dusun Barage, terdapat dua tenda ukuran 4 x 4 yang menampung 22 jiwa. Rumah kepala desa juga digunakan sebagai tempat pengungsian, menampung 30 jiwa. Sebagian warga masih bertahan di rumah dengan membuat panggung atau bertahan di lantai atas rumah mereka.
“Bupati Sanggau telah menetapkan status tanggap darurat hingga (30/10),” terang Abdul.
Untuk mendukung penanganan bencana ini, terang Abdul, dibutuhkan sumber daya darurat yang meliputi penempatan personil untuk penanganan di lapangan dan alokasi dana operasional sebesar Rp200 juta. (H-3)
BNP segera melaksanakan arahan dari Presiden Prabowo Subianto dengan melakukan koordinasi lintas kementerian dan lembaga untuk mempercepat penanganan darurat karhutla di Kalimantan Barat.
BNPB meminta warga Kabupaten Flores Timur untuk tidak kembali ke kampung halaman atau kawasan rawan bencana (KRB) menyusul erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
Pemerintah Provinsi Kalbar mencatat luas area terdampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah tersebut mencapai 1.149,02 hektare, per 31 Mei 2025.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah pesisir untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa dan tsunami yang dapat terjadi kapan saja.
Sasaran target OMC pada awan potensial di atas areal gambut yang rawan terbakar, di antaranya di atas lahan gambut di Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjungjabung Timur
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Abdul Muhari meminta masyarakat untuk tidak meremehkan tsunami 50 cm akibat gempa Rusia karena tetap bisa membunuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved