Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
DI tengah pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang semakin memudahkan berbagai pekerjaan, kebutuhan kemampuan bahasa Inggris secara profesional tetap menjadi aspek krusial yang tidak bisa tergantikan. Di samping itu, kemampuan berbahasa Inggris juga membantu profesional membangun jaringan dan meningkatkan pengetahuan industri yang digeluti.
Meski AI sudah menawarkan berbagai kemudahan termasuk bisa membantu dalam hal bahasa, tetapi ada skill yang perlu dimiliki oleh para profesional yang ingin berkarier secara luas, termasuk berjejaring dengan dunia internasional. Kemampuan berbahasa Inggris, menjadi salah satu modal utama. Seperti teknisi pertambangan Ahmad Zohiri Saputra, misalnnya, yang menyadari bahasa Inggris telah menjadi kebutuhan primer, terutama dalam hal pelaporan dan komunikasi.
“Untuk profesi seperti saya, reporting dan komunikasi adalah yang paling penting. Reporting di perusahaan saya sebagian besar menggunakan bahasa Inggris, dan tentunya ingin agar laporan tepat, tidak hanya dari segi bahasa, tetapi juga dalam hal konteks dan struktur. AI memang bisa membantu, tapi tidak 100% akurat atau sesuai dengan konteks. Masih diperlukan penyesuaian manual, dan di sinilah kemampuan bahasa Inggris harus digunakan,” kata Ahmad dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia, Selasa, (8/10).
Baca juga : Perusahaan Berbasis AI, DeepL Siap Bawa Bisnis Indonesia ke Kancah Global
Ahmad melihat AI sebagai alat bantu yang sangat berguna dalam pekerjaan sehari-hari, tetapi ia menekankan AI memiliki keterbatasan, terutama ketika berhadapan dengan konteks spesifik yang membutuhkan pemahaman bahasa yang lebih mendalam.
“AI masih perlu juga adjustment dan pengetahuan. Walaupun di industri sekarang sudah banyak banget nih tools-tools yang bisa membantu kita, tapi saya rasa bahasa Inggris, kemampuan kita di reporting itu juga harus didukung penuh dengan kemampuan bahasa Inggris yang baik,” ujarnya.
Berkaca dari pengalamannya, Ahmad pun menilai AI tidak bisa menggantikan kemampuan berbahasa Inggris seseorang di dunia profesional. AI, lebih sebagai asisten yang mempermudah dan tidak bisa mengganti sepenuhnya tugas-tugas yang membutuhkan analisa mendalam.
Baca juga : Indonesia Negara Pertama ASEAN yang Selesaikan Penilaian AI
Center Director EF Efekta FX Sudirman Anggun Rama Kasih mengatakan, kebutuhan pengembangan kemampuan bahasa Inggris di kalangan profesional memang semakin menjadi hal yang krusial. Meski teknologi seperti AI sudah semakin canggih, tetapi skill berkomunikasi secara langsung dengan menggunakan bahasa internasional tetap sangat dibutuhkan.
Anggun mengatakan, kebutuhan profesional industri seperti Ahmad tersebut tak lagi bisa dibantah. Hal ini pun direspons dengan menyediakan pelatihan yang difokuskan bagi para individu dewasa yang telah bekerja di industri secara profesional.
“Kami menyediakan materi yang spesifik, seperti banking, finance, dan industri lainnya, sehingga siswa yang datang dari berbagai latar belakang profesional dapat belajar sesuai kebutuhan mereka. Selain itu, hyperclass yang kami tawarkan memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih interaktif dan realistis, seperti simulasi di tempat kerja atau skenario sehari-hari, yang memperkaya pengalaman belajar siswa,” terang Center Director EF Efekta FX Sudirman Anggun Rama Kasih. (Z-9)
World AI Show – Indonesia menawarkan platform strategis untuk dialog, investasi, dan kemitraan lintas sektor yang bertujuan untuk memungkinkan adopsi AI yang bertanggung jawab.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak hanya mengadopsi teknologi data streaming - mereka menerapkannya secara strategis untuk mengatasi tantangan bisnis.
Gekrafs mendorong anggota dewan menyusun draft undang-undang untuk diplomasi ekonomi kreatif. Tujuannya, agar budaya Indonesia dapat mendunia.
Agar agen AI (kecerdasan buatan) dapat mengambil keputusan yang tepat, mereka membutuhkan konteks historis tentang yang terjadi di masa lalu dan wawasan tentang saat ini.
Jika regulasi ini terus ditunda, Indonesia akan semakin tertinggal dan hanya menjadi pasar konsumen teknologi AI dari luar.
Contoh termudah memahami personalisasi konten, adalah tawaran konten yang tersaji di media digital. Di platform tersebut preferensi disesuaikan kepada tiap-tiap khalayak.
BADAN Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) menggandeng PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) untuk mendukung transformasi digital berbasis nilai.
HONOR 400 dan HONOR 400 Lite, rangkaian terbaru ini dirancang untuk mengubah cara pengguna dalam berbagi momen kreatif dan pribadi, dengan integrasi teknologi kecerdasan buatan
Inisiatif ini menjadi bagian dari strategi BAZNAS dalam menghadapi persaingan era digital dan meningkatkan kualitas layanan filantropi berbasis teknologi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved