Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEMENTERIAN Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) telah melakukan koordinasi dengan pihak terkait video viral di Sumatera Utara yang menampakkan seorang ibu memeluk anaknya dari balik jeruji besi.
"Kami sudah lakukan upaya koordinasi dengan para pihak di Labuhanbatu dan Sumatra Utara," kata Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KPPPA Nahar saat dihubungi, Kamis (12/9).
Nahar berharap, karena anaknya yang berusia 5 tahun 11 bulan, telah disarankan agar pertemuannya di ruang khusus yang telah disediakan. "Kami berharap agar hak anak untuk tetap dapat diasuh dan diperhatikan kedua orang tuanya tetap dapat dipenuhi," imbuh dia.
Baca juga : Ibu Peluk Anak dari Balik Jeruji Besi di Labuhanbatu, KPAI Soroti Perjuangan Hak Hidup Sehat Masyarakat
Seperti diketahui, sebuah video yang menunjukkan ibu memeluk anaknya yang masih kecil dari balik jeruji besi viral di media sosial. Diketahui, sosok ibu itu bernama Tina Rambe. Ia ditahan karena berusaha melakukan perlawanan terhadap petugas keamanan pada saat demo menolak operasional pabrik kelapa sawit di Labuhanbatu, Sumatera Utara.
Putri Presiden RI keempat,Gus Dur, Yenny Wahid pun turut berkomentar kasus tersebut di Instagram pribadinya. Menurut dia, Tina hanya seorang perempuan lemah yang ingin menyuarakan aspirasinya di Indonesia. "Ia berhak untuk memeluk anaknya dan berhak mendapatkan empati serta dukungan dari kita semua," imbuhnya.
Ia pun turut menyenggol Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi. "Pak Menkominfo, daripada sibuk ngurusin ibu hamil yang sudah punya banyak privilege, tolong tengok dan perjuangkan ibu-ibu lain seperti ibu Tina yang masih berjuang untuk bisa memeluk anaknya," pungkas dia. (S-1)
Aksi kekerasan yang dilakukan di rumah pelaku, dan direkam sendiri menggunakan ponsel, lalu disebarkan sebagai bentuk intimidasi kepada istrinya yang tengah menggugat cerai.
Balita berumur kurang dari dua tahun menjadi kelompok paling berisiko terhadap dampak dari screen time (paparan waktu layar).
Antara 25%–50% anak mengalami masalah tidur saat masa tumbuh kembang, yang dapat berdampak signifikan terhadap fungsi kognitif, perilaku, dan kesehatan fisik maupun mental.
Data juga menunjukkan 1,4 juta perempuan hamil dan menyusui mengalami malnutrisi.
Orangtua korban baru mengetahui selama ini baby sitternya suka memukul dan menganiaya anaknya.
Orangtua bisa mengajarkan anak yang sudah berusia di atas 2 tahun untuk membuang ingusnya sendiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved