Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Bisnis Sebagai Senjata Perjuangan Memberantas Kemiskinan

Basuki Eka Purnama
18/8/2024 11:51
Bisnis Sebagai Senjata Perjuangan Memberantas Kemiskinan
Presiden Global Enterpreneur Professional (Genpro) Indonesia Burhanuddin Hamid(MI/HO)

KONSEP berbisnis dalam agama Islam adalah sebagai alat perjuangan untuk memberantas kemiskinan dan kebodohan. Para ulama zaman dulu merupakan para pebisnis tangguh yang memanfaatkan perusahaan mereka untuk pemberdayaan masyarakat baik dari sisi ekonomi maupun pendidikan. Oleh karena itu, membangun perusahaan dan berjuang untuk membesarkannya (scale-up) adalah bagian dari "perang" melawan masalah sosial masyarakat.

Hal itu dikemukakan oleh Presiden Global Enterpreneur Professional (Genpro) Indonesia Burhanuddin Hamid saat acara pembekalan pengusaha muda di Bogor, Sabtu (17/8).

Dalam paparannya di acara Genpro Business Talk bertema "Level Up Your Business" tersebut, pendiri Imani Consulting ini mengatakan, di zaman keemasan Islam, ulama dan pengusaha mendapat posisi lebih terhormat daripada pimpinan militer dan pejabat publik.

Baca juga : Kisah Agen BRILink Pantang Menyerah Gapai Mimpi

"Abad 8 hingga 11, para ulama menghidupi keluarga dengan berbisnis, tidak bergantung pada fasilitas negara atau bantuan pemerintah," ujar Burhanuddin.

Sektor bisnis ulama, menurutnya, adalah 22% teksil, 13% makanan, 11% kelontong, 9% kerajinan, 8% perhiasan, 5% keuangan, dan 4.5% penerbitan.

"Namun ada juga ulama yang berprofesi sebagai guru sebesar 8%," ungkapnya.

Baca juga : Kiprah Sendi Fardiansyah sebagai Sespri Ibu Negara

Pada era ini, tambah Burhanuddin, pengusahalah yang paling berkontribusi terhadap pengembangan ilmu-ilmu keagamaan.

"Karena bisnis adalah alat perjuangan, maka harus di- scale up agar terus membersamai perjuangan memberantas kemiskinan dan kebodohan dalam masyarakat kita," ungkapnya.

Dalam kegiatan tersebut, Genpro Indonesia juga melantik pengurus Kota Bogor yang memilih Abdul Rosyid sebagai Presiden Genpro kota hujan tersebut. 

Baca juga : Berbisnis Coffee Shop, Sendi Fardiansyah Ingin Pimpin Bogor

Rosyid pun berjanji akan menggerakkan ekonomi warga dengan mendorong pemberdayaan UKM dan usaha mikro yang dikelola masyarakat.

"Kita memiliki banyak UKM di kota ini. Tentu ini adalah sektor riil yang sangat besar kontribusinya terhadap PAD kota Bogor," tegas Rosyid.

Berdasarkan data Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian (Dinkukmdagin) Kota Bogor, jumlah UMKM di Kota Bogor pada 2023 mencapai 73.336.  Meningkat dibandingkan tahun 2021 yang hanya 68.992 UMKM.

"Kita berjuang memerangi kemiskinan. Kita ingin agar setiap tahun angka penerima zakat di Bogor menurun, dan angka wajib zakat meningkat. Inilah misi kami sebagai komunitas bisnis dan profesional untuk kemajuan kota Bogor ke depan," tutupnya. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik