Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PETINJU asal Aljazair Imane Khelif menuai sorotan saat berparitispasi dalam Olimpiade Paris 2024. Khelif diyakini mengalami suatu kondisi yang membuat tubuhnya seperti laki-laki. Penyakit Khelif diyakini merupakan sindrom swyer. Dikutip dari situs raredisease.org sindrom swyer merupakan kelainan langka yang ditandai dengan kegagalan kelenjar seks (yaitu testis atau ovarium) untuk berkembang.
Sindrom Swyer diklasifikasikan sebagai kelainan perkembangan seks (DSD), yang mencakup kelainan apa pun di mana perkembangan kromosom, gonad, atau anatomi seks tidak normal.
Anak perempuan dengan sindrom Swyer mempunyai susunan kromosom XY (seperti anak laki-laki biasanya) dan bukan susunan kromosom XX (seperti anak perempuan biasanya). Meskipun memiliki susunan kromosom XY, anak perempuan dengan sindrom Swyer terlihat seperti perempuan dan memiliki alat kelamin dan struktur perempuan yang berfungsi termasuk vagina, rahim, dan saluran tuba.
Baca juga : Jadi Sorotan Publik di Olimpiade 2024, Ini Profil Imane Khelif
Anak perempuan dengan sindrom Swyer tidak memiliki kelenjar seks (ovarium). Alih-alih kelenjar seks, wanita dengan sindrom Swyer memiliki “garis gonad”, di mana ovarium tidak berkembang dengan baik (aplasia) dan digantikan oleh jaringan parut (berserat) yang tidak berfungsi.
Disebutkan juga bahwa karena kekurangan ovarium, anak perempuan dengan sindrom Swyer tidak memproduksi hormon seks dan tidak akan menjalani pubertas (kecuali jika diobati dengan terapi penggantian hormon). Mutasi pada beberapa gen berbeda diketahui menyebabkan sindrom Swyer. Kondisi ini dapat terjadi akibat mutasi gen baru atau dapat diturunkan secara autosomal dominan, autosomal resesif, terkait X, atau terkait Y. (H-3)
Gregoria kalah dengan skor 21-11,13-21,16-21 dari An Se-young.
Kemenangan 5-3 sekaligus mengakhiri penantian 32 tahun Spanyol dalam meraih medali emas di sepak bola putra.
PELATIH Thierry Henry mengatakan Prancis harus bangga dengan penampilan luar biasa mereka di Olimpiade meskipun gagal meraih medali emas pertama mereka dalam 40 tahun terakhir.
Apriyani/Fadia yang menghuni Grup A akan berhadapan dengan pasangan Jepang, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara.
Ganda putri Indonesia Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti terganjal di hari pertama
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved