Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Picu Kematian 2 Perempuan di Brasil, Berikut Menarik tentang Virus Oropouche

Eve Candela F
27/7/2024 14:57
Picu Kematian 2 Perempuan di Brasil, Berikut Menarik tentang Virus Oropouche
Kematian akibat virus Oropouche di Brasil(Ilustrasi)

KEMATIAN pertama akibat virus Oropouche, penyakit kurang dikenal yang disebarkan melalui gigitan nyamuk dan agas yang terinfeksi ini, telah dicatat di Brasil.

Kementerian Kesehatan Brasil pada Kamis (25/7), menyatakan kasus kematian terjadi pada dua perempuan berusia di bawah 30 tahun dari negara bagian Bahia di timur laut Brasil. Dua perempuan ini menjadi orang pertama yang diketahui meninggal dunia karena virus tersebut.

Keduanya diketahui menunjukkan gejala yang mirip dengan demam berdarah, yaitu virus lain yang ditularkan melalui nyamuk, yang sering disalahartikan dengan Oropouche.

Baca juga : Korban Tewas Banjir Brasil Capai 55 Orang

Pihak berwenang saat ini pun sedang menyelidiki kematian lain yang diduga disebabkan oleh virus Oropouche di negara bagian selatan Santa Catarina, serta enam kasus kemungkinan penularan dari ibu ke anak yang menewaskan dua kematian janin. 

Di samping itu, demam Oropouche pertama kali ditemukan di Brasil pada seekor kukang di tahun 1960an. Sejak itu, kasus-kasus lain telah tercatat, terutama di wilayah Amazon dan negara-negara Amerika Latin lainnya.

Pada tahun 2024, pemerintah Brasil juga mencatat terdapat 7.236 kasus infeksi virus Oropouche. Kasus tersebut mayoritas dilaporkan di negara bagian Amazonas dan Rondonia.

Baca juga : Satu Pasien DBD di Batam Meninggal Dunia

Apa Itu Virus Oropouche dan Gejalanya?

Virus Oropouche merupakan penyakit yang disebabkan oleh vektor yang ditularkan melalui gigitan serangga yang disebut nyamuk (Culicoides paraensis). Penyakit ini juga bisa disebarkan oleh nyamuk Culex quinquefasciatus.

Virus ini pertama kali terdeteksi di Trinidad dan Tobago pada tahun 1955. Virus ini telah dilaporkan terjadi di beberapa wilayah Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Karibia.

Dikutip dari Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO), mengatakan bahwa lebih dari 7.700 kasus virus Oropouche telah terdeteksi sejauh ini di tahun 2024 di lima negara, yaitu Brasil, Bolivia, Peru, Kuba, dan Kolombia.

Baca juga : Jumlah Kasus DBD di Cirebon Meningkat Capai 191 Kasus

Sementara menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, virus ini menyebabkan gejala yang mirip dengan demam berdarah, seperti demam, nyeri otot, sendi kaku, sakit kepala, muntah, mual, menggigil atau sensitif terhadap cahaya.

Bahkan kasus yang parah dapat mengakibatkan komplikasi yang mengancam jiwa seperti meningitis aseptik.

Saat ini, belum ada pengobatan khusus atau vaksin untuk virus Oropouche.

Baca juga : 9 Anak Meninggal Dunia akibat DBD di NTT

Perlindungan terbaik adalah menghindari gigitan nyamuk dan pengusir hama saat berada di area yang terkena dampak, termasuk menutupi kaki dan lengan, menggunakan obat nyamuk yang kuat dan kelambu bermata halus, karena pengusir hama dapat melewati kelambu tradisional.

Evaluasi oleh ahli kesehatan juga merupakan kunci untuk mengelola gejala dan perkembangan penyakit secara efektif.

Virus Oropouche sendiru memiliki gejala klinis serupa pada orang yang terinfeksi demam berdarah dengue dan arbovirus lainnya. 

Oleh karena itu, penting bagi profesional kesehatan untuk mempertimbangkan diagnosis banding dan merawat pasien dengan baik. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya