Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
MASYARAKAT semakin peduli dengan perawatan kulit. Ini tentu wajib diimbangi dengan edukasi kepada pasar. Soalnya, gempuran berbagai produk perawatan kulit tanpa pemahaman penggunaan yang tepat akan membawa dampak yang tidak baik bagi pelanggan.
Itu diungkapkan oleh dr. Azrida M. Biomed (AAM), Dipl. UPECAM (Paris). Dokter kecantikan itu berharap maraknya dunia kecantikan mesti diimbangi edukasi yang tepat bagi pelanggan. Skincare dengan klaim dapat membuat kulit glowing dan cerah semakin populer di kalangan Wanita dan pria dari berbagai usia. Banyak merek-merek baru yang muncul dan turut bersaing di pasaran.
Di satu sisi, fenomena tersebut bagus karena dapat memberi pilihan yang lebih variatif untuk konsumen. Namun di sisi lain, konsumen juga harus semakin pintar dalam memilih dan memilah produk yang aman dan tidak. "Tidak sedikit produk dari milik dokter yang biasa disebut kosmetik bisa dijual bebas di berbagai platform online maupun offline seperti kosmetika. Padahal penggunaan dua hal tersebut berbeda," paparnya.
Baca juga : Klinik Kesehatan Kulit dan Rambut Manfaatkan AI untuk Smart Digital Clinic
Azrida yang memperoleh gelar Magister Anti Aging Medicine di Universitas Udayana Bali mengatakan tidak sedikit produk skincare di pasaran kerap menyalahi aturan BPOM dengan memasukkan kandungan zat-zat berbahaya seperti merkuri, steroid, maupun lainnya. Produk-produk skincare yang ditujukan untuk menjadikan kulit glowing biasanya dilengkapi zat-zat aktif yang dapat mencerahkan. Zat-zat aktif ini dibedakan menjadi dua, yaitu cosmedic (cosmetic and medical) grade dan cosmetic grade.
Perbedaan tersebut didasarkan pada sifat yang dimiliki masing-masing zat. Secara kasar, golongan kosmetik dapat dibilang lebih aman daripada cosmedic. Untuk bahan yang termasuk cosmedic grade tentu saja termasuk zat-zat yang bersifat pengobatan medis. Penggunaannya harus dengan pengawasan dokter yang memahami zat obat-obatan. "Produk cosmedics hasilnya lebih cepat dan bisa dirasakan, misalnya untuk mencerahkan kulit, jerawat maupun problem lain. Namun yang perlu diingat, itu obat yang harus dengan resep dokter," jelas Azrida yang menekuni dunia kecantikan di Prancis.
Sayangnya hal tersebut masih kurang dipahami oleh pelanggan kosmetik di Indonesia. Mereka menganggap agar semakin cepat hasil yang diperoleh, cosmedics menjadi incaran. Padahal sejatinya itu obat yang harus diawasi oleh dokter dalam penggunaannya. "Alasannya sih bermacam-macam. Kadang takut ditawari dokter perawatan lain, takut kalau ganti krim hasilnya enggak bagus. Padahal yang tahu dosis dari perawatan tentu dokter yang bersangkutan," imbuhnya.
Dalam beberapa kasus, masih ditemui masih ada pelanggan yang juga ikut mencoba-coba perawatan secara instan dengan berbagai bahan campuran berbahaya pada kosmetik yang sudah dilarang seperti merkuri. Seperti diketahui bahan ini merupakan yang paling berbahaya dan dilarang penggunaannya sebagai campuran skincare karena dapat menyebabkan kanker kulit.
Pada penggunaan hidroquinon dan steroid masih boleh digunakan hanya dengan resep dan pengawasan dari dokter spesialis. "Pemakaian dosis berlebih dalam jangka waktu lama dari kedua zat tersebut dapat menyebabkan kerusakan permanen pada kulit. Untuk itu dosisnya sangat diawasi oleh dokter." Untuk itulah, pihaknya berharap perawatan DR Beaute dapat berkontribusi positif pada perkembangan dunia perawatan kulit yang semakin meriah. (Z-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved