Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
ADA sejumlah faktor risiko penyebab bayi lahir dengan penyakit jantung bawaan. Contohnya, faktor genetik dan penggunaan obat-obatan.
"Jadi kalau untuk penyebabnya itu 80% kita tidak ketahui penyebabnya. Namun yang bisa kita lihat ialah apabila memang punya masalah genetika. Contoh ada faktor-faktor bayi bisa memiliki masalah genetika ya. Apakah orangtua menikah terlalu dekat, misalnya sesama sepupu," ujar Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RSJPD Harapan Kita dr. Olfi Lelya, Selasa (16/7).
Saat ini sekitar 40 ribu hingga 50 ribu bayi yang menderita penyakit jantung bawaan. Sekitar 25% dari angka itu atau 10.000-12.5000 bayi memiliki penyakit jantung bawaan kritis.
Baca juga : Minum Obat Hipertensi Harus Terus Dilakukan Sampai Tekanan Darah Normal
Dia menjelaskan, masalah genetika menjadi faktor yang paling mudah menyebabkan penyakit tersebut. Ini karena apabila seseorang punya satu masalah genetik, kemudian menikah, dan berketurunan dengan orang lain yang memiliki masalah lain, serta genetiknya tidak cocok, anaknya dapat memiliki masalah juga. Oleh karena itu, ujarnya, di luar negeri biasanya diadakan konseling pranikah untuk mencegah penyakit-penyakit bawaan tersebut, semisal thalasemia.
Faktor-faktor lain, yaitu merokok, karena dapat menyebabkan gangguan janin serta radioaktif. Kemudian penggunaan obat-obatan yang tidak seharusnya dikonsumsi oleh ibu hamil.
"Contohnya mungkin ada diabetes, kemudian punya masalah autoimun. Nah mereka menggunakan obat-obatan yang memang rutin. Hati-hati nih dengan penggunaan obat-obatan yang rutin. Itu juga obat rutin yang bukan obat rutin dari obgyn ya," katanya.
Baca juga : Ini Cara Mendeteksi Apakah Anda Mengalami Gangguan Jantung Berdebar
Faktor usia orangtua juga memiliki peran tersebut. "Kadang-kadang kalau orangtuanya terlalu, usianya sudah di atas 40, tidak semuanya sih, tetapi punya risiko untuk PJB atau penyakit jantung bawaan," katanya.
Penanganan untuk penyakit jantung bawaan tergantung dari tingkat keparahannya, karena ada yang simpel, bahkan yang kompleks. Untuk penyakit jantung bawaan yang memengaruhi fungsi jantung, dapat diberikan obat-obatan. Sementara itu, apabila menyebabkan kecacatan seperti tidak punya jempol, dapat diberikan jempol palsu atau rehabilitasi agar dapat menggunakan empat jarinya dengan baik.
"Untuk penyakit jantung bawahan ini sebenarnya kita bisa lakukan pemeriksaan bahkan dari sebelum bayinya lahir. Jadi mungkin ibu-ibu atau bapak-bapak yang punya istri yang hamil sudah bisa screening dari usia 20 minggu," katanya. (Ant/Z-2)
Ablasi jantung dapat dilakukan untuk mengatasi aritmia dengan detak jantung yang terlalu cepat.
Jika tidak terdeteksi sejak dini, gagal jantung dapat memicu komplikasi yang serius, bahkan menyebabkan kematian.
Universitas Johns Hopkins mengembangkan model AI yang mampu memprediksi risiko kematian jantung mendadak lebih akurat.
Faktor risiko penyakit jantung pada populasi dewasa muda sama dengan mereka yang berusia lebih tua, yaitu obesitas, merokok, diabetes atau kadar gula darah tinggi,
Teknologi AI dan digital sangat penting untuk menutup kesenjangan layanan jantung di Indonesia
Cara tidur seseorang dapat menjadi sinyal awal adanya masalah pada jantung.
Sesak napas dan sakit kepala sering kali dianggap sepele, padahal keduanya bisa menjadi gejala awal gangguan jantung serius.
Aritmia merupakan gangguan pada irama jantung yang meliputi pembentukan listrik dan penjajarannya sehingga jantung berdetak lebih cepat, lebih lambat, atau tidak teratur.
Fibrilasi atrium adalah kondisi ketika serambi (atrium) jantung berdenyut sangat cepat dan tidak beraturan.
Penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan strok menjadi salah satu penyebab utama kematian di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved