Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menekankan bahwa pelayanan kesehatan primer, yang letaknya kerap paling dekat dengan masyarakat, harus fokus pada upaya menjaga orang tetap sehat daripada mengobati yang sakit. Hal itu ia sampaikan dalam agenda Perencanaan Pembangunan Pelayanan Kesehatan Sampai Tingkat Desa Tahun 2025-2027.
“Menjaga tetap sehat itu bukan sifatnya kuratif tapi promotif. Kita lupa mengurus bagaimana caranya hidup sehat. Kita lebih banyak mengurus bagaimana cara ngobatin orang sakit,” kata Budi, Kamis (29/2).
Dengan kesehatan yang terjaga, masyarakat akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik dan lebih produktif. Apalagi, Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi pada 2030. Pada tahun itu, penduduk Indonesia didominasi usia produktif sehingga menjadi momentum untuk mewujudkan Indonesia emas 2045.
Baca juga : Dikejar Waktu Turunkan Angka Stunting
Budi menyampaikan kekhawatiran bahwa kesehatan yang buruk, seperti stunting, dapat menghambat perkembangan otak dan mengurangi produktivitas.
“Kalau dia tidak sehat sejak bayi, stunting, nggak mungkin dia bisa pintar. Perkembangan otaknya kurang karena dia stunting. Bolehlah kalau dia pintar tapi kena stroke sehingga dia tergeletak di rumah ya tidak mungkin juga dia bisa kerja dan produktif,” tuturnya.
Budi menambahkan, upaya menjadikan masyarakat Indonesia tetap sehat merupakan ide besar para pendahulu-pendahulu yang luar biasa. Karena itu, program revitalisasi akan melibatkan pembangunan 300 ribu posyandu di tingkat dusun, 85 ribu puskesmas pembantu (pustu) yang gabungan dari poskesdes dan pustu, serta revitalisasi 10 ribu puskesmas di kecamatan/kelurahan.
Baca juga : Pemerintah Siapkan Pencegahan Potensi Pandemi Baru di Masa Depan
Revitalisasi ini dimulai dengan memberikan perhatian kepada kader, bidan, perawat, alat-alat kesehatan, alat lab puskesmas, dan gedung-gedung puskesmas. Menkes Budi juga menyatakan bahwa anggaran rumah sakit akan dialihkan ke puskesmas dan posyandu.
Revitalisasi ini sekaligus menjalankan program kesehatan yang melibatkan semua siklus hidup dari balita hingga lansia untuk mendapatkan pelayanan di puskesmas dan posyandu, dengan perlengkapan layanan, skrining, imunisasi, dan edukasi, serta transformasi menuju pelayanan yang lebih digital untuk keterjangkauan, sederhana, dan efisien.
“Semua alat kesehatan harus dilengkapi mulai dari layanan, skrining, imunisasi, dan edukasi serta seluruh pelayanan menjadi digitalisasi agar pelayanan lebih murah, sederhana dan lebih cepat,” papar Budi.
IA menekankan bahwa kontribusi dan peran pemerintah pusat, daerah provinsi/kabupaten/kota, hingga desa sangat penting untuk membangun sistem kesehatan yang berfokus pada menjaga kesehatan. (Z-11)
Menurut Mendikti-Saintek, anak muda memiliki kekuatan besar mengubah masa depan bangsa. Mahasiswa ialah kelompok elite yang memiliki peluang untuk mendorong percepatan kemajuan bangsa.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melontarkan kecaman keras atas insiden kekerasan yang menimpa dr. Syahpri Putra Wangsa, Sp.PD, di RSUD Sekayu
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh keluarga pasien terhadap seorang dokter spesialis di RSUD Sekayu, Syahri Putra Wangsa.
PEMERINTAH mendorong percepatan pembangunan layanan kesehatan yang merata di seluruh wilayah Indonesia seperti Cek Kesehatan Gratis (CKG)
MENTERI Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa saat ini terdapat gap dokter spesialis sebesar 70 ribu orang selama 10 tahun ke depan.
Sebelumnya, 372 guru besar Fakultas Kedokteran dari 23 universitas di Indonesia mendeklarasikan ketidakpercayaannya kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, pekan lalu.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melontarkan kecaman keras atas insiden kekerasan yang menimpa dr. Syahpri Putra Wangsa, Sp.PD, di RSUD Sekayu
Menkes minta RS Maranatha terus melakukan inovasi. Rumah sakit ini harus berkembang, untuk memberikan pelayanan kesehatan masyarakat,"
Setiap siswa akan menjalani sejumlah pemeriksaan kesehatan seperti mata, gigi, dan darah. Untuk siswa SD ada 13 item pemeriksaan, SMP 15, dan SMA 15 yang dicek.
MENTERI Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa saat ini terdapat gap dokter spesialis sebesar 70 ribu orang selama 10 tahun ke depan.
Padahal, peran dan posisi molegium dalam sistem pendidikan kedokteran sangat krusial dan menyangkut langsung mutu pelayanan kesehatan masyarakat.
MENTERI Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti membenarkan bahwa pelaksanaan Cek Kesehatan Gratis (CKG) siswa di lingkungan sekolah akan dimulai pada Agustus 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved