Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Meski Sedih tidak Jadi Haji, Tetap Gembira Bisa Pulang

Lina Herlina
04/9/2016 16:11
Meski Sedih tidak Jadi Haji, Tetap Gembira Bisa Pulang
(ANTARA/SAHRUL MANDA TIKUPADANG)

SEDIH. Itu gambaran yang tersirat dari pria paruh baya asal Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Sessu Boda Widdi. Di usianya yang sudah 64 tahun, ia berharap sudah bisa menyandang gelar haji, dengan menunaikan rukun Islam kelima, tapi itu urung dilaksanakan lantaran tertahan di Filipina.

Sessu terus tertunduk, sesekali dia mengucek hidung dan mengusap matanya yang sedikit memerah karena menahan air mata yang selalu ada di sudut matanya. Ia juga selalu memperbaiki letak songkok hitam di kepalanya.

Di sampingnya, juga seorang pria paruh baya, Nurdin Falla Colle, terus mengusap punggung Sessu sambil menghiburnya. Meski sedih, batal haji, tapi paling tidak, mereka bisa segera kembali ke kampung halamannya setelah lima hari berada dalam penjara di Filipina. Dua orang ini adalah bagian dari 95 calon haji yang dipulangkan ke Sulsel.

Saat diajak bicara, Sessu hanya kembali terisak tanpa mampu mengucapkan sepatah kata pun. Justru rekannya, Nurdin, yang menjawab dan mengatakan mereka merasa senang bisa kembali ke Indonesia dan akan segera berkumpul bersama keluarga. Apalagi setelah pengalaman yang tidak mengenakan selama berada di Manila.

"Dipenjara seperti kerbau, kayak mau ditembak orang. Waktu tahu mau dipulangkan saya rasa sudah enak," ujarnya dengan bibir bergetar.

Ia menjelaskan, saat akan berangkat beribadah haji, mereka membayar hinga Rp140 juta, tetapi ia mengaku telah mengikhlaskan uang tersebut karena menurutnya ini merupakan ketentuan Allah yang sudah digariskan. Ia berharap tahun depan Allah memberikan kesempatan untuk beribadah haji.

Sementara seorang jamaah calon haji lainnya, Andi S Arif, menjelaskan sebenarnya perjalanan mereka untuk menunaikan ibadah haji tinggal selangkah lagi, karena mereka tinggal naik ke atas pesawat. Namun salah seorang jamaah lupa mengisi slip atau form yang diberikan pihak imigrasi Filipina.

"Selangkah lagi kita sudah naik kapal, tapi ada teman dia tidak tulis slipnya, itulah sebabnya makanya kita dinterogasi lebih mendalam. Kita tidak tahu bahasa Tagalog," tegasnya dengan nada sedikit menyesal.

Bukan hanya jamaah yang tidak bisa menahan cucuran air matanya. Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, pun tak kuasa menahan sedih saat memberikan sambutan. Beberapa kali ucapannya terhenti sejenak karena menahan haru.

Syahrul menyatakan rasa syukurnya atas kepulangan mereka, dan ia mengatakan dirinya sebagai gubernur akan membela rakyatnya. "Saya bela bapak/ibu, Insha Allah. Kami merasa hutang budi pada Dubes Indonesia untuk Filipina, bapak telah selamatkan orang Bugis Makassar di Filipina," ujarnya.

Syahrul menambahkan, selam hampir sebulan terakhir, tepatnya saat mengetahui adanya warga Sulsel yang ditahan di Filipina, ia merasa marah, apalagi rakyatnya disalahkan. Padahal menurutnya rakyat yang berupaya berangkat untuk menunaikan ibadah haji tidak salah yang salah adalah para penentu kebijakan yang mengurus rakyat.

Diakhir sambutannya, Syahrul meminta pada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulsel untuk memperhatikan para jamaah dan ia tidak mau rakyat disusahkan.

Dia pun berharap semua pihak melakukan langkah antisipasi supaya tidak terulang kembali. "Tentu kita harap masyarakat jangan tergiur karena proses haji itu ada aturannya ada caranya dan harus dilakukan dengan cara legal, saya kira kita juga bisa pahami adalah mereka uangnya lagi banyak, memang sangat mudah untuk terprovokasi olehnya itu hal seperti ini menjadi pelajaran bagi kami pemerintah, yang harus berupaya lebih keras lagi bagaimana mengupayakan yang yang 30 tahun daftar tunggu, ini bukan kesalahan dari mereka," urainya.

Syahrul kuga menegaskan, agar kejadian tersebut, jadi pemicu melakukan kerjasama seAsean agar kuota yang tidak dimanfaatkan daerah lain, bisa kita manfaatkan dan jangan kita tidak legalkan. "Kalau tidak mereka akan beragkat dengan cara apa pun, seperti saat ini,” lanjutnya.

Terkait mereka yang gagal berangkat tersebut, Syahrul tidak berjanji, tapi akan mencoba koordinasi dengan Kemenag untuk mencari cari dulu kuotanya. "Tapi begitu ada kuota yang terbuka kita prioritaskan," pungkasnya.

Sementata itu, Pejabat Fungsional Kemenlu RI Bunyan Saptomo mengungkapkan, jika masih ada sembilan WNI yang menggunakan paspor Filipina untuk berangkat haji masih tertahan di Filipina. Kementerian Luar Negeri masih mengupayakan untuk pemulanganya.

"Mereka tertahan, karena dilakukan pendalaman oleh pihak imigrasi Filipina, mereka diduga terlibat sebagai pihak yang ingin memberangkatkan calon haji asal Indonesia lewat Filipina. Pihak pemerintah sana, ingin mengetahui siapa pihak-pihak di Filipina yang terlibat, tapi kami komitmen untuk memberi perlindungan pada mereka, sedang dibicarakan oleh Dubes untuk pemulangannya," katanya.

Bunyan bahkan menambahkan, diduga sekitar 700 - 1.000 orang sebelumnya sudah berhasil berangkat haji lewat jalur Filipina. Pihak Kemenlu RI sendiri siap bekerja sama dengan pemerintah Filipina untuk proses pemulangan mereka nantinya setelah kembali berhaji melalui jalur Filipina.

Untuk hari ini, telah diserahterimakan sebanyak 94 warga Sulsel, 15 warga Kalimantan Timur dan 1 warga Sulawesi Barat oleh Kemenlu, Dubes RI untuk Filipina Johny Lumintang dan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo. Sebanyak 58 calon haji lainnya dipulangkan menuju Bandara Soekarno Hatta Jakarta. (X-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gaudens
Berita Lainnya