Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Fortadik Soroti Tujuh Isu Dunia Pendidikan Indonesia

Syarief Oebaidllah
23/1/2024 20:16
Fortadik Soroti Tujuh Isu Dunia Pendidikan Indonesia
Rapat kerja Forum Wartawan Pendidikan (Fortadik)(HO)

BERBAGAI masalah dunia pendidikan masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah. Pembenahan yang dilakukan diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia di masa mendatang.

Hal tersebut mengemuka dalam rapat kerja Forum Wartawan Pendidikan (Fortadik) dengan tema 'Membangun Sinergitas Jelang Transisi Pemerintahan' di Jakarta, pekan lalu. Hadir juga dihadiri antara lain para humas mitra, seperti Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) Kemendikbudristek, kemudian Direktorat Jenderal (Ditjen) Kemdikbudristek, diantaranya Ditjen Pendidikan Vokasi, Ditjen Dikti. Ditjen GTK,Ditjen Paud Dikdasmen, Ditjen Kebudayaan, dan Badan Bahasa.

"Tujuan Raker Fortadik 2024 adalah mempererat silaturahmi dan kolaborasi dengan para mitra terkait. "Selain itu, raker juga ditujukan untuk merancang program Fortadik ke depan," kata Ketua Fortadik, Syarief Oebaidillah, Selasa (23/1).

Dikatakan, dalam raker ini, Fortadik memberikan catatan kritis tentang isu-isu di dunia pendidikan di Indonesia saat ini. Selain itu, soal Pemilu 2024 yang akan diselenggarakan pada 14 Februari 2024 juga menjadi perhatian.

"Ada tujuh catatan kritis soal pendidikan di Indonesia saat ini yaitu bagaimana meningkatkan kemampuan literasi siswa, tingkat kekerasan di satuan pendidikan, penyelesaian persoalan guru honorer, pengembangan keterampilan guru, peningkatan kualitas anggaran pendidikan, dana abadi kebudayaan, serta transisi ke dunia kerja," jelasnya.
 
Selain itu, Fortadik juga mendorong agar selama proses pemilu aparat negara serta para ASN pendidikan mesti bersikap netral. "Fortadik juga mendorong agar kebijakan dari pemenang pemilu 2024 tidak merugikan dunia pendidikan, terutama bagi siswa dan guru," jelasnya.

Menurut Syarief Oebaidillah, berbagai permasalahan di dunia pendidikan Indonesia tersebut mendapat perhatian khusus para calon presiden dan wakil presiden yang akan berkontestasi pada pilpres 2024 mendatang. "Apalagi pada debat terakhir untuk capres, 4 Februari 2024 mengangkat pendidikan sebagai salah satu tema," pungkasnya. (R-2).

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya