Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
FINERENONE dinilai merupakan obat baru yang mampu membantu menangani penyakit ginjal kronis (PGK). Obat ini bisa membantu menghambat progresivitas dari penyakit ginjal kronis.
Berdasarkan penelitian The American Society of Nephrology (AS) Kidney Week 2021, terapi dengan finerenone mampu menurunkan risiko progresi PGK pada pasien diabetes tipe 2, serta menunjukkan penurunan kebutuhan dialisis (cuci darah) sebesar 36 persen. Finerenone mampu mencegah munculnya inflamasi dan fibrosis pada ginjal, yang merupakan faktor utama kerusakan struktur permanen ginjal yang berujung pada gagal ginjal dan cuci darah bagi pasien PGK dengan diabetes tipe 2.
Finerenone yang telah mendapat izin edar di Indonesia sejak 2023 dan baru diluncurkan 15 Januari 2024 itu merupakan inovasi dari Bayer, perusahaan global dengan kompetensi di bidang life science terkait kesehatan dan nutrisi. Jeff Lai, Country Division Head Pharmaceuticals Bayer Indonesia menjelaskan sejalan dengan visi Bayer: Health for All, Hunger for None, pihaknya berkomitmen meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pasien.
"Hadirnya Finerenone sebagai obat inovatif bertujuan mencegah progresi sejak dini pada pasien PGK dengan Diabetes tipe 2. PGK pada pasien Diabetes tipe 2 tahap lanjut dapat berakibat gagal ginjal dan cuci darah. Kondisi ini akan menjadi beban ekonomi yang sangat berat bagi pasien dan keluarga mereka," jelas Jeff Lain, dalam keterangan yang diterima, Senin (15/1).
Sedangkan Dr. Dewi Muliatin Santoso, Head of Medical Dept. Pharmaceutical Division PT Bayer Indonesia menjelaskan Finerenone merupakan pengobatan inovatif yang disetujui secara global dan Indonesia untuk mengatasi tingginya risiko perburukkan ginjal pada pasien PGK dengan Diabetes tipe 2. "Obat ini secara khusus menargetkan penurunan risiko inflamasi dan fibrosis, yang menjadi keunggulan utama pengobatan ini, khususnya bagi pasien PGK dengan Diabetes tipe 2," jelasnya.
Di sisi lain, Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB PERNEFRI) dr. Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH mengatakan penyebab utama progresi pada PGK pada pasien Diabetes tipe 2 adalah terjadinya inflamasi dan fibrosis pada ginjal. Disebutkan, ketika mengalami fibrosis, artinya ada kegagalan dari respon fungsi penyembuhan dan perbaikan yang ada pada ginjal. Sehingga, progresi menuju gagal ginjal akan semakin cepat.
"Tiga efek gabungan yang dapat memperburuk PGK adalah faktor metabolik, hemodinamik, serta inflamasi & fibrosis. Sejauh ini, obat-obatan PGK yang sudah ada lebih menargetkan faktor hemodinamik dan metabolik," ujarnya. (RO/R-2)
Kriteria calon residien yang akan menerima transplantasi ginjal ialah mereka yang masuk dalam kondisi gagal ginjal tahap akhir, baik yang sudah atau belum menjalani dialisis.
Pada awalnya, pasien dengan penyakit ginjal kronik tidak merasakan keluhan apapun, karena nefron atau unit fungsionil ginjal, tersisa akan mengompensasinya.
Rujukan tepat penting bagi pasien yang menderita penyakit ginjal. Soalnya, ini akan berdampak pada kesehatan pasien serta biaya yang dikeluarkan.
Etanda dan KPCDI menyelenggarakan edukasi kesehatan daring bertema “Anemia pada Pasien Ginjal Kronik: Bagaimana Dampak dan Pengobatannya."
PADA peringatan Hari Ginjal Sedunia 9 Maret 2023, Kementerian Kesehatan menyebut, saat ini tren penyakit ginjal kronis terlihat mulai bergeser ke usia produktif
Pusat Litbang EHL Bio berharap KDSTEM dapat memberikan pengobatan yang efektif bagi individu dengan penyakit ginjal kronis.
Studi klinis yang diterbitkan dalam jurnal New England Journal of Medicine menemukan obat diabetes mampu melambatkan perkembangan masalah motorik terkait penyakit Parkinson.
Meskipun obat-obatan dapat menjadi solusi dalam pengelolaan kondisi tersebut, banyak orang mencari alternatif alami untuk mengontrol atau bahkan mengurangi risiko berbagai penyakit.
Salah satu saran, masyarakat juga perlu mewaspadai jika memperoleh skincare yang bertekstur terlalu kental atau lengket.
Penelitian terbaru menunjukkan obat untuk mengatasi diabetes dan obesitas, dapat meningkatkan risiko kelumpuhan lambung (gastroparesis).
Obat antinyeri seperti ibuprofen dan allopurinol adalah obat yang sangat merusak ginjal.
Pengidap migrain jangan mengonsumsi obat selama lebih dari 15 hari dalam sebulan karena bisa menyebabkan medication-overuse headache(MOH) atau sakit kepala akibat dosis obat berlebihan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved