Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DATA dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kasus demam berdarah dengue (dengue/DBD/demam berdarah) di Indonesia menunjukkan tren peningkatan pada bulan November selama 10 tahun terakhir.
Sebagai respons terhadap situasi ini, Takeda bersinergi dengan Kemenkes melalui perjanjian kerja sama yang diresmikan tahun ini.
Dalam rangka implementasi kerja sama tersebut, Takeda berkolaborasi dengan Kemenkes dan Kemenpora untuk melakukan serangkaian kegiatan “Langkah Bersama Cegah DBD”.
Baca juga: Tak hanya Turunkan Kualitas Hidup, DBD Bisa Berdampak Sosial dan Ekonomi
Kegiatan ini mencakup jalan sehat, gerai edukasi interaktif, jumpa komunitas, stand up comedy, serta edukasi dengue dengan para pakar.
Inisiatif ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat melalui aksi bersama yang melibatkan semua orang untuk berkomitmen pada “The First Living Pledge” dengan fokus pada pencegahan DBD melalui kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD secara berkelanjutan.
Dalam proses yang terus-menerus ini, Takeda melalui Langkah Bersama Cegah DBD berhasil mencapai prestasi bersejarah dengan mencatatkan rekor di Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) untuk penandatanganan komitmen pencegahan DBD oleh lebih dari 2.500 orang.
Di Indonesia penyakit demam berdarah atau dengue terus menjadi beban penyakit yang signifikan di banyak wilayah. Tiga dari empat kematian akibat dengue paling banyak terjadi pada anak usia 0 sampai 14 tahun.
Sejalan dengan target global zero dengue death (yang dicanangkan) pada tahun 2021, Kemenke telah menyusun Strategi Nasional Penanggulangan Penyakit Dengue.
Baca juga: Pasien DBD Sebaiknya Diberi Minum Air yang Mengandung Gula
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, "Strategi (ini) dimulai dengan pelibatan masyarakat khususnya dengan gerakan 3M Plus yaitu menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas, serta Mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk.'
Pengendalan Vektor Dengua dengan Nyamuk Wolbachia
"Kini Kemenkes juga mendukung pengendalian vektor dengue dengan teknologi nyamuk ber-Wolbachia yang tengah dilakukan pilot project di enam kota yaitu Bali, Bandung, Jakarta, Semarang, Kupang, dan Bontang. Kementerian Kesehatan juga menyambut baik inovasi vaksin dengue yang kini dapat diakses oleh masyarakat luas,” jelas Budi di Jakarta, Minggu (5/11).
Selain itu, Menpora Dito Ariotedjo mengatakan,“Pemuda, yang kerap dikenal sebagai penyuka gaya hidup sehat, juga termasuk kelompok yang rentan terhadap penyakit DBD."
"Itulah sebabnya saya mengajak para pemuda dan pecinta olahraga untuk mendukung ‘Langkah Bersama Cegah DBD’ dengan 3M Plus dan Vaksin DBD,” kata Menpora.
Hingga minggu ke-33 di tahun 2023, tercatat 57.884 kasus DBD (dengan tingkat insidensi sebanyak 21,06 per 100.000 penduduk) dan 422 kematian (dengan tingkat kematian sebanyak 0,73%).
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kemenkes, dr. Imran Pambudi, MPHM, menekankan,“Kasus DBD tetap menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia, terutama dengan fenomena El Nino."
Baca juga: Ini Ciri Khas Demam pada DBD
"Melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025, pemerintah telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi kasus DBD menjadi kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada tahun 2024, menuju nol kasus kematian pada tahun 2030," jelasnya.
Badan POM telah memberikan izin edar vaksin DBD untuk digunakan pada usia 6 tahun hingga 45 tahun.
Pemberian vaksin DBD ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah penting untuk mencegah dan mengurangi risiko yang serius akibat DBD pada anak-anak, terutama hingga saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk DBD.
Dokter spesialis anak dr.Kanya Ayu Paramastri, Sp.A menjelaskan, “IDAI merekomendasikan anak-anak usia 6 tahun hingga 18 tahun untuk melakukan vaksinasi DBD."
Dokter spesilias penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, menambahkan,“Vaksinasi DBD pada orang dewasa pun penting. Rekomendasi imunisasi merupakan respons terhadap meningkatnya risiko DBD pada individu dewasa."
Baca juga: Atasi DBD, Kemenkes Tebar Nyamuk Wolbachia di Kupang NTT
"Penting untuk memahami jadwal vaksinasi DBD pada orang dewasa, yang sering kali harus disesuaikan dengan faktor risiko individu dan rekomendasi medis," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, pasangan aktor dan aktris, Ringgo Agus Rahman dan Sabai Morschek, yang pemerhati dengue pun berbagi pengalaman mereka dengan penyakit ini.
“Beberapa waktu lalu, anak kedua saya, Mars, terinfeksi DBD, membuat kami sangat sedih. Pengalaman ini mengingatkan kita bahwa semua orang berisiko, tidak tergantung pada usia, di mana mereka tinggal, atau gaya hidup mereka," ujar Ringgo.
"Kami merasa lebih tenang saat kami telah melaksanakan 3M Plus dan menerima dua dosis vaksin DBD, tentunya masyarakat tetap dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter masing-masing sebelum menerima vaksinasi di berbagai fasilitas kesehatan,” jelas Ringgo. (RO/S-4)
Ingin si kecil tumbuh tinggi? Pastikan ia mendapat asupan nutrisi yang lengkap, cukup tidur, dan aktif bergerak.
Memperkenalkan MPASI terlalu dini akan meningkatkan risiko kontaminasi patogen. Sebaliknya, bila terlambat akan menyebabkan bayi tidak mendapatkan zat gizi yang dibutuhkan.
Sebanyak 822 pemudik mendapatkan pelayanan di pos kesehatan mudik, terdiri atas 672 usia dewasa, 102 anak, dan 48 lansia.
Isu kesehatan remaja ini isu krusial, bukan isu kaleng-kaleng. Penanganan kesehatan negeri ini jangan gagal fokus.
PEMERINTAH lewat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menarasikan wacana mendatangkan dokter asing ke negeri ini.
MENTERI Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sangat gandrung menarasikan bahwa negeri ini kekurangan dokter.
Puncak acara Festival Yoga akbar akan dilaksanakan pada Minggu, 23 Juni 2024 berlokasi di ASHTA District 8, Jakarta Selatan.
Tarkam Kemenpora ini bisa menjadi salah satu media untuk menjaring potensi-potensi atlet besar di Kabupaten Cirebon.
Seleksi pemain untuk mengisi tim akan dimulai pertengahan Februari.
Timnas Pelajar U-15 akan Ikut Kompetisi di Portugal.
Pasalnya jika pemerintah tak ikut campur, dikhawatirkan pemegang jabatan tertinggi di PSSI kembali diisi sosok tak berkompeten.
"Ada. Bonus kita siapkan Rp2,1 miliar. Tapi mereka belum tahu. Atlet semua belum tahu."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved