Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kemenkes dan Takeda Gelar Kegiatan 'Langkah Bersama Cegah DBD'

Deri Dahuri
05/11/2023 20:16
Kemenkes dan Takeda Gelar Kegiatan 'Langkah Bersama Cegah DBD'
Kemenkes, Kemenpora, dan perusahaan Takeda melaksanakan kegiatan 'Langkah Bersama Cegah DBD' di Jakarta, Minggu (5/11).(Ist)

DATA dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kasus demam berdarah dengue (dengue/DBD/demam berdarah) di Indonesia menunjukkan tren peningkatan pada bulan November selama 10 tahun terakhir.

Sebagai respons terhadap situasi ini, Takeda bersinergi dengan Kemenkes melalui perjanjian kerja sama yang diresmikan tahun ini.

Dalam rangka implementasi kerja sama tersebut, Takeda berkolaborasi dengan Kemenkes dan Kemenpora untuk melakukan serangkaian kegiatan “Langkah Bersama Cegah DBD”.

Baca juga: Tak hanya Turunkan Kualitas Hidup, DBD Bisa Berdampak Sosial dan Ekonomi

Kegiatan ini mencakup jalan sehat, gerai edukasi interaktif, jumpa komunitas, stand up comedy, serta edukasi dengue dengan para pakar.

Inisiatif ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat melalui aksi bersama yang melibatkan semua orang untuk berkomitmen pada “The First Living Pledge” dengan fokus pada pencegahan DBD melalui kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD secara berkelanjutan.

Dalam proses yang terus-menerus ini, Takeda melalui Langkah Bersama Cegah DBD berhasil mencapai prestasi bersejarah dengan mencatatkan rekor di Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) untuk penandatanganan komitmen pencegahan DBD oleh lebih dari 2.500 orang.

Di Indonesia penyakit demam berdarah atau dengue terus menjadi beban penyakit yang signifikan di banyak wilayah. Tiga dari empat kematian akibat dengue paling banyak terjadi pada anak usia 0 sampai 14 tahun.

Sejalan dengan target global zero dengue death (yang dicanangkan) pada tahun 2021, Kemenke telah menyusun Strategi Nasional Penanggulangan Penyakit Dengue.

Baca juga: Pasien DBD Sebaiknya Diberi Minum Air yang Mengandung Gula

Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, "Strategi (ini) dimulai dengan pelibatan masyarakat khususnya dengan gerakan 3M Plus yaitu menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas, serta Mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk.'

Pengendalan Vektor Dengua dengan Nyamuk Wolbachia

"Kini Kemenkes juga mendukung pengendalian vektor dengue dengan teknologi nyamuk ber-Wolbachia yang tengah dilakukan pilot project di enam kota yaitu Bali, Bandung, Jakarta, Semarang, Kupang, dan Bontang. Kementerian Kesehatan juga menyambut baik inovasi vaksin dengue yang kini dapat diakses oleh masyarakat luas,” jelas Budi di Jakarta, Minggu (5/11).

Selain itu, Menpora Dito Ariotedjo mengatakan,“Pemuda, yang kerap dikenal sebagai penyuka gaya hidup sehat, juga termasuk kelompok yang rentan terhadap penyakit DBD."

"Itulah sebabnya saya mengajak para pemuda dan pecinta olahraga untuk mendukung ‘Langkah Bersama Cegah DBD’ dengan 3M Plus dan Vaksin DBD,” kata Menpora.

Hingga minggu ke-33 di tahun 2023, tercatat 57.884 kasus DBD (dengan tingkat insidensi sebanyak 21,06 per 100.000 penduduk) dan 422 kematian (dengan tingkat kematian sebanyak 0,73%).

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kemenkes, dr. Imran Pambudi, MPHM, menekankan,“Kasus DBD tetap menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia, terutama dengan fenomena El Nino."

Baca juga: Ini Ciri Khas Demam pada DBD

"Melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025, pemerintah telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi kasus DBD menjadi kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada tahun 2024, menuju nol kasus kematian pada tahun 2030," jelasnya.

Badan POM telah memberikan izin edar vaksin DBD untuk digunakan pada usia 6 tahun hingga 45 tahun.

Pemberian vaksin DBD ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah penting untuk mencegah dan mengurangi risiko yang serius akibat DBD pada anak-anak, terutama hingga saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk DBD.

Dokter spesialis anak dr.Kanya Ayu Paramastri, Sp.A menjelaskan, “IDAI merekomendasikan anak-anak usia 6 tahun hingga 18 tahun untuk melakukan vaksinasi DBD."

Dokter spesilias penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD, menambahkan,“Vaksinasi DBD pada orang dewasa pun penting. Rekomendasi imunisasi merupakan respons terhadap meningkatnya risiko DBD pada individu dewasa."

Baca juga: Atasi DBD, Kemenkes Tebar Nyamuk Wolbachia di Kupang NTT

"Penting untuk memahami jadwal vaksinasi DBD pada orang dewasa, yang sering kali harus disesuaikan dengan faktor risiko individu dan rekomendasi medis," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, pasangan aktor dan aktris, Ringgo Agus Rahman dan Sabai Morschek, yang pemerhati dengue pun berbagi pengalaman mereka dengan penyakit ini.

“Beberapa waktu lalu, anak kedua saya, Mars, terinfeksi DBD, membuat kami sangat sedih. Pengalaman ini mengingatkan kita bahwa semua orang berisiko, tidak tergantung pada usia, di mana mereka tinggal, atau gaya hidup mereka," ujar Ringgo.

"Kami merasa lebih tenang saat kami telah melaksanakan 3M Plus dan menerima dua dosis vaksin DBD, tentunya masyarakat tetap dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter masing-masing sebelum menerima vaksinasi di berbagai fasilitas kesehatan,” jelas Ringgo. (RO/S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya