Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Menteri Nasir Berharap Pesawat N-219 Segera Bisa Dijual

RO/X-11
08/8/2016 21:12
Menteri Nasir Berharap Pesawat N-219 Segera Bisa Dijual
(ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra)

MENTERI Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengharapkan agar pesawat N-219 yang sedang diproses sertifikasi, segera dapat diselesaikan dan dijual ke pasar.

"Masih banyak wilayah di Indonesia yang memerlukan pesawat dengan kemampuan seperti yang dimiliki oleh N-219," kata Menteri Nasir saat meninjau PT Dirgantara Indonesia, di Bandung, Senin (8/8).

Menteri Nasir mencontohkan beberapa waktu lalu berbicara dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang membutuhkan waktu sekitar 7 jam untuk menempuh jarak Semarang-Cilacap. "Kalau menggunakan pesawat N-219, bisa menghemat waktu tempuh yang lama tersebut."

Dia melanjutkan, pesawat ini memiliki kemampuan untuk take-off dan landing di landasan dengan panjang kurang dari 500 meter.

"Pesawat ini bisa menampung 19 penumpang, maka dinamakan N-219," tutur Menristekdikti.

Menteri Nasir berkeinginan untuk mengembalikan kejayaan industri kedirgantaraan Indonesia. "Saya hanya punya keinginan untuk mengembalikan kejayaan kedirgantaraan Indonesia," jelasnya.

Menteri Nasir juga meminta PT DI untuk mempertimbangkan kemudahan dalam mendapatkan suku cadang. "Jangan sampai para customer kesulitan dalam membeli dan memperoleh suku cadang," katanya.

N-219 adalah pesawat multifungsi bermesin dua yang dirancang oleh PT Dirgantara Indonesia dengan tujuan untuk dioperasikan di daerah-daerah terpencil. Pesawat ini terbuat dari logam dan dirancang untuk mengangkut penumpang maupun kargo.

Kandungan lokal (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) pesawat ini sudah mencapai 50 persen.

Menristekdikti mengharapkan para customer harus yakin dan percaya terhadap produk terbaru PT DI ini. "Para customer harus confidence dengan pesawat ini di kelasnya."

Selain itu, lanjut Menteri Nasir, comperative advantage N-219 harus ada, apakah pada teknologi, feature, atau pada pricing-nya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Air Born Indonesia Rull De Leon Nacachi, mengatakan perusahaannya sudah memesan delapan unit N-219 rancangan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) dan PT Dirgantara Indonesia. “Kami sudah menandatangani LoI (Letter of Intent), harganya sudah kami sepakati, dan itu kompetitif,” katanya.

Rull mengatakan perusahaannya yang bermodal patungan dengan investor Malaysia, berbisnis dengan menyewakan pesawat charter dan layanan penerbangan perintis untuk usaha pertambangan, saat ini memiliki enam pesawat jenis Twin Otter. Pesawat N-219 itu rencananya mengganti semua armada pesawat mereka di Indonesia.

Menurut Rull, pesawat N-219 yang dipasarkan sekitar US$ 5 juta, terhitung murah dibandingkan dengan Twin Otter yang produk terbarunya dibanderol dengan harga US$ 8 juta. “Selain murah, teknologinya lebih tinggi. Kami sudah mengerti dengan pengalaman PT DI, kami punya pengalaman dengan pesawat-pesawat lama PT DI ‘performance safety’ bagus,” katanya.

Rull mengklaim perusahaannya akan memesan lebih banyak lagi selepas menerima delapan unit N-219 mulai 2017. Modal pemesanan delapan unit N-219 saat ini, diakuinya berasal dari kredit investasi mitranya di Malaysia. “Kami akan melanjutkan dengan membeli 40 unit N-219,” katanya. (X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya