Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

IDI Minta Maaf karena Ada Dokter Terlibat Vaksin Palsu

Ilham Wibowo/ MTVN
21/7/2016 15:30
IDI Minta Maaf karena Ada Dokter Terlibat Vaksin Palsu
(ANTARA)

IKATAN Dokter Indonesia (IDI) melontarkan permintaan maaf lantaran anggotanya terlibat kasus vaksin palsu. Peristiwa ini sebagai ajang instrospeksi profesi dokter agar tidak terjadi hal serupa.

"Kami akan membuat peristiwa ini sebagai bentuk introspeksi. Kami mohon maaf kepada masyarakat atas terjadinya kejadian ini," kata Ketua Umum PB IDI Ilham Oetama Marsis saat konferensi pers di Kantor Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (21/7)

Seperti pernyataan Presiden Joko Widodo, kata Marsis, kasus vaksin palsu ini harus menjadi bahan intropeksi diri bagi setiap pemangku kepentingan terutama instansi yang bergerak dalam bidang kesehatan.

"Pesan Pak Jokowi bahwa terjadinya musibah ini harus mengemukakan pelajaran bersama-sama, kita wajib melakukan intropeksi. Bukan hanya kami sebagai dokter tapi negara," ucap Marsis.

Marsis paham adanya keterlibatan dokter dalam kasus ini menjadi sorotan publik. Sejumlah langkah penanggulangan pun telah dilaksanakan.

"Tidak cukup hanya dengan permohonan maaf, kami kana melakukan langkah penyelesaikan masaha," ujarnya.

Menurut Marsis, IDI akan berupaya maksimal memberikan tenaga, materi, dan pikirannya untuk menanggulangi kasus ini, khususnya korban-korban vaksin palsu. Dia mengaku, sudah memerintahkan anggota IDI untuk memberikan bantuan tenaga medis untuk melakukan imunisasi ulang.

Meski demikian, Marsis meminta agar pemerintah dan penegak hukum untuk memberikan perlindungan kepada dokter-dokter anak tersebut. Jangan sampai, kata dia, tujuan dokter memberikan vaksinasi ulang tidak tercapai.

"Mohon kami diberikan perlindungan, tentu kami akan menjalankan langkah jangka pendek kami. Jangan khawatir, ternyata Kapolri menyediakan perlindungan dan itu melegakan," tandas Marsis.

Sejauh ini, Bareskrim telah menetapkan 23 tersangka dalam kasus vaksin palsu. Dari 23 tersangka, tiga di antaranya merupakan dokter, yakni AR, H, dan I.(X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya