Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
INDONESIA kerap kali dihadapkan pada permasalahan munculnya penyakit menular pada hewan khususnya ternak produktif seperti wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), dan yang teranyar ialah flu burung.
Melihat hal itu, Guru Besar Bidang Ilmu Kesehatan Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan UGM Bambang Sumiarto menilai, kemampuan pemerintah dalam mengantisipasi, mengendalikan, dan menanggulangi penyakit hewan khususnya penyakit infeksi baru (EID) dan REID dipertanyakan banyak pihak.
Pasalnya, dengan munculnya berbagai wabah pada hewan, sistem kesehatan hewan nasional saat ini terlihat tidak efektif dan kelembagaan yang mengelola kesehatan hewan nasional masih sangat lemah.
"Lemahnya upaya pengendalian dan menanggulangi wabah penyakit hewan menular eksotik di tanah air menunjukan belum siapnya sistem pelayanan kesehatan hewan dalam menghadapi dan menangani keadaan darurat melalui tindakan yang cepat dan efisien," kata Bambang dikutip dari laman resmi UGM, Kamis (2/3).
Sebab, lanjut dia, penjaminan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat (veteriner) di Indonesia saat ini telah menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi, ka
bupaten dan kota sesuai dengan Undang-undang (UU) Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Bahkan urusan penjaminan kesehatan hewan merupakan sub-urusan pertanian, akibatnya urusan kesehatan hewan menjadi urusan pemerintahan.
Tidak hanya sampai di situ, ujar Bambang, organisasi perangkat daerah (OPD) yang mengurusi fungsi kesehatan hewan digabungkan dengan urusan-urusan pilihan lainnya.
"Fokus penjaminan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner menjadi sangat lemah bahkan tidak menjadi prioritas daerah.," ucapnya.
Padahal, untuk menjamin kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat diperlukan upaya surveilans dan pemetaan, penyidikan dan peringatan dini, pemeriksaan dan pengujian, serta pelaporan berbagai penyakit dan non-penyakit yang berpengaruh terhadap kesehatan hewan, masyarakat, dan lingkungan secara berkelanjutan.
“Strategi pengendalian penyakit seringkali gagal untuk mengetahui kendala yang ada di antara petani, layanan kesehatan hewan, dan pelaku rantai nilai lainnya,” jelasnya.
Menurutnya, peran dan tugas dokter hewan sangatlah penting dalam pembangunan sektor kesehatan hewan. Tanpa adanya keterlibatan para dokter hewan secara langsung, maka dipastikan pembangunan di sektor Kesehatan hewan akan terbengkalai.
Oleh karena itu, Bambang Sumiarto berpendapat diperlukan penguatan persyaratan World Organisation for Animal Health (WOAH) di Indonesia untuk memenuhi filosofi kesehatan hewan Indonesia. Beberapa persyaratan tersebut adalah adanya Badan Penentu Status Veteriner (Veterinary Statutory Body, VSB).
UU Kesehatan Hewan yang komprehensif mengelola hewan di semua matra (air, darat, dan udara), UU Pendidikan Kedokteran Hewan dan Standar Nasional Pendidikan Kedokteran Hewan, perubahan sektor kesehatan hewan menjadi urusan pemerintah wajib, dan penguatan UU Pendidikan Kedokteran Hewan dan UU Kesehatan Hewan yang komprehensif mengelola kesehatan hewan.
“Persyaratan WOAH sebagai landasan filosofi kesehatan hewan akan terimplementasikan dengan baik di Indonesia jika Badan Otoritas Veteriner (BOV) kuat,” katanya.
Bambang menuturkan upaya untuk membentuk Badan Otoritas Veteriner dan mengupayakan persyaratan WOAH harus terus diperjuangkan oleh insan dokter hewan.
"Perubahan sektor kesehatan hewan menjadi urusan pemerintah dengan pembentukan Direktorat Jenderal Kesehatan Hewan dengan menyingkirkan ego sektoral masing-masing institusi," pungkasnya. (OL-13)
Baca Juga: Penularan Flu Burung di Kawasan Asia Tenggara Harus segera ...
Memelihara hewan peliharaan kini telah berkembang menjadi bagian integral dari gaya hidup masyarakat Indonesia, tidak lagi terbatas sebagai aktivitas hiburan semata.
Penelitian terbaru menemukan memelihara anjing atau kucing dapat menjadi faktor pelindung yang memperlambat penurunan fungsi otak.
LSE mengeksplorasi bagaimana teknologi AI dapat membantu manusia “berkomunikasi” dengan hewan peliharaan.
Mengusung semangat kebersamaan, acara Cleofest digelar pada Sabtu (21/6), sementara Roccommunity menyusul pada Minggu (22/6) untuk memberikan ruang interaksi yang optimal.
Mengusung tema Fawntastic World, Fawna memperkenalkan berbagai fitur terbaru untuk mempermudah perawatan hewan serta memperkuat komunitas pecinta satwa di Tanah Air.
Program BPJS Hewan ini dirancang Pemprov DKI Jakarta untuk membantu pemilik hewan dari kalangan kurang mampu agar tetap dapat mengakses layanan kesehatan hewan.
Kabupaten Blora dipilih sebagai lokasi pengembangan Balai Ternak karena memiliki potensi besar dalam bidang peternakan domba.
Pemilihan Trenggalek sebagai lokasi program didasarkan pada potensi lokal yang tinggi dalam pengembangan peternakan domba.
Program Balai Ternak merupakan bagian dari upaya Baznas dalam memberdayakan ekonomi mustahik melalui pengelolaan ternak secara komunal.
JELANG perayaan Idulfitri, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan pengendalian penyakit mulut dan kuku (PMK) tetap optimal di seluruh Indonesia.
Kementan distribusikan obat dan vitamin untuk ternak yang selamat dari banjir Bekasi.
Tantangan terbesar yang dihadapi peternak binaan Baznas meliputi kondisi geografis, aksesibilitas lokasi, cuaca, hingga fluktuasi harga pakan dan ternak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved