Memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional yang diperingati tiap 21 Februari, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meluncurkan Language Documentation of Indonesia (LADIN). Platform ini merupakan database repositori dokumentasi bahasa-bahasa di Indonesia, berbasis digital dan modern.
"Pada kesempatan ini, BRIN melalui Pusat Riset Preservasi Bahasa dan Sastra, Direktorat Repositori Multimedia dan Penerbitan Ilmiah, Pusat Data dan Informasi mewujudkan mimpi Indonesia memiliki database repositori dokumentasi bahasa secara digital dan modern," ucap Sekretaris Utama BRIN, Nur Tri Aries Suestiningtyas dikutip pada Rabu (22/2).
Nur menjelaskan LADIN dapat diakses dari mana pun, kapan pun, dan oleh siapa pun. Sehingga para peneliti bisa melakukan dokumentasi bahasa, dan dapat menyimpan hasilnya di LADIN. "Saya mengundang dari luar BRIN, bisa secara proakttif memanfaatkan layanan yang ada di BRIN, yang diberikan oleh Kedeputian yang diberikan secara terbuka dan bisa diakses oleh semua orang," katanya.
Menurut Nur, peluncuran LADIN merupakan wujud mimpi Indonesia yang belum memiliki database repositori dokumentasi bahasa. Padahal, Indonesia berpredikat negara terbanyak kedua dalam hal jumlah bahasa. "Indonesia memiliki kekayaan bahasa daerah yang luar biasa, kita memiliki 740-an bahasa daerah, di mana di beberapa daerah mempunyai beberapa dialek yang berbeda-beda," ungkapnya.
Hal inilah yang mengakibatkan semua hasil dokumentasi bahasa selama ini tersimpan di negara lain. Beberapa dokumentasi bahasa tersimpan seperti di SOAS London, Paradisec Australia atau bahkan masih di tangan perorangan. Sehingga, keberadaan LADIN, akan sangat penting dalam upaya melestarikan dan melindungi bahasa daerah. (OL-12)