Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
MESOPOTAMIA jika didefenisikan berasal dari dua kata, yaitu mesos yang berarti tengah dan potamus yang berarti sungai. Lembah sungai Eufrat dan Tigris yang subur menjadi tempat kelahiran kota perdagangan.
Nah, membahas soal Mesapotomia, apakah kamu pernah dengar Taman Gantung Babilonia, tidak? Taman ini salah satu peninggalan dari peradaban Mesopotamia. Konon, peradaban ini salah satu peradaban paling maju pada zamannya.
Seperti apa sih, kehidupan manusia pada Mesopotamia ini? Kita cari tahu bareng-bareng, yuk!
Sejarah Mesopotamia diawali dengan tumbuhnya peradaban yang diyakini sebagai pusat peradaban tertua di dunia oleh bangsa Sumeria. Situs perkembangan paling awal Revolusi Neolitik yang berlangsung itu dari sekitar 10.000 SM.
Di sekitar 5000 SM, di wilayah ini terlihat ada teknologi irigasi yang ikut menentukan sistem pertanian kuno. Bangsa Ubaid merupakan bangsa pertama yang tinggal di Mesopotamia, tetapi tidak banyak keterangan dari bangsa ini. Pada masa itu, penduduk Mesopotamia telah hidup makmur karena daerahnya sangat subur untuk bercocok tanam.
Hal itulah yang mendorong bangsa-bangsa lain datang menyerbu untuk menguasai air irigasi dan tanah yang subur. Bangsa yang pertama kali melakukan invasi ialah Sumeria yang datang dari gurun dan pegunungan di luar Mesopotamia pada 4000 SM. Setelah itu, datang bangsa Semit yang telah mengenal dasar-dasar kehidupan politik dan ekonomi pertanian untuk bergabung dengan bangsa Sumeria.
Munculnya peradaban Mesopotamia diawali dengan tumbuhnya peradaban oleh bangsa Sumeria. Masyarakat Sumeria hidup dengan cara bertani. Mereka mengairi tanah garapan dengan membuat saluran air dari Sungai Eufrat dan Tigris. Hasil pertanian terpenting mereka ialah gandum, jemawut, dan jelai, yang kemudian diangkut menggunakan kereta atau gerobak yang diberi roda. Oleh karena itu, bangsa Sumeria terkenal sebagai bangsa yang pertama kali mengenal roda dan gandum. Bangsa Sumeria kemudian membangun beberapa kota kuno yang terkenal, yaitu Ur, Ereck, dan Kish.
Kehadiran seorang tokoh imperialistik dari bangsa lain yang juga mendiami kawasan Mesopotamia, bangsa Akkadia, dipimpin Sargon Agung, ternyata melakukan penaklukan politis, tetapi bukan penaklukan kultural. Bahkan dalam berbagai hal budaya Sumeria dan Akkadia berakulturasi, sehingga era kepemimpinan ini sering disebut Jilid Sumeria-Akkadia. Campur tangan Sumeria tidak dapat diremehkan begitu saja. Pada saat Akkadia terdesak oleh bangsa Gutti, bangsa Sumeria yang mendukung Akkadia, sehingga mereka masih dapat berkuasa di tanah antara dua sungai-sungai itu.
Selain itu, penguasa mereka punya dua kekuasaan, yaitu kepala pemerintahan dan kepala raja atau Patesi (Pendeta Raja). Masyarakatnya menganut kepercayaan politeisme dengan Marduk sebagai dewa utamanya. Selain itu, bangsa Sumeria telah mengembangkan beberapa penemuan di bidang matematika, tulisan paku, dan membangun Ziggurat (banguan yang tinggi seperti gunung untuk tempat pemujaan). Memasuki 2350 SM, kekuasaan bangsa Sumeria berakhir setelah diserang oleh bangsa Akkadia yang dipimpin oleh Raja Sargon. Walaupun berada di bawah banyak pemerintahan yang berbeda, kebudayaan Mesopotamia dapat bertahan dan berkembang selama ribuan tahun. Bahkan peradaban Mesopotamia kemudian mengilhami beberapa perkembangan paling penting dalam sejarah manusia.
Pada dasarnya terdapat berbagai peninggalan peradaban mesopotamia yang ditemukan hingga saat ini.
1. Corak politik.
Seperti peradaban-peradaban kuno pada masanya, peradaban Mesopotamia juga menganut politik teokrasi. Penguasa tidak hanya memiliki peran di bidang politik dan pemerintahan. Para raja-raja di masa Mesopotamia ini juga bertindak sebagai pemuka agama. Bahkan Raja Hammurabi dipercaya rakyatnya mampu berbicara dengan dewa sehingga dapat mengeluarkan Hukum Hammurabi.
2. Corak ekonomi.
Sebagai salah satu peradaban yang terletak di dekat sungai, peradaban Mesopotamia terkenal dengan hasil pertaniannya, mulai dari hasil gandum, barley, apel, dan anggur. Selain untuk pertanian, peradaban ini juga memanfaatkan sungai untuk menangkap ikan-ikan air tawar.
Para nelayan Mesopotamia akan menggunakan jaring yang besar untuk menangkap ikan dalam jumlah yang banyak. Ikan-ikan yang berhasil ditangkap akan dikonsumsi masyarakat bersama dengan buah-buahan.
3. Corak sosial budaya.
Seperti bangsa-bangsa peradaban kuno lain, masyarakat peradaban Mesopotamia ialah penganut politeisme atau mempercayai banyak dewa-dewa. Bahkan, setiap kota pada peradaban ini memiliki dewa pelindung yang berbeda-beda.
Salah satu peninggalan budaya peradaban ini ialah epos Gilgamesh. Epos ini berisikan cerita-cerita pada masa pemerintahan Gilgamesh sekitar 2700 SM-2500 SM. Jauh lebih tua dari epos Mahabharata yang terkenal itu, lho!
4. Corak sains dan teknologi.
Kamu pasti sudah paham kalau peradaban Mesopotamia adalah salah satu peradaban dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup maju pada masanya. Selain huruf paku yang diciptakan bangsa Sumeria, peradaban ini juga menciptakan sistem numerasi sexogesimal atau perhitungan angka berbasis 60. Sistem ini masih digunakan sampai sekarang, lho. Misalnya untuk membagi 1 jam menjadi 60 menit atau satu menit menjadi 60 detik.
Mesopotamia juga menjadi salah satu bangsa pertama yang menerapkan sistem penamaan tujuh hari seperti yang kita gunakan sekarang. Bedanya, penamaan hari pada masa Mesopotamia menggunakan nama dewa-dewa yang mereka percaya. (OL-14)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved