Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
PARA orangtua diminta tidak terlalu mengekspose anaknya di media sosial. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penculikan terhadap anak.
Ia meminta orangtua yang khususnya memiliki anak bawah lima tahun atau balita untuk tidak mengekspose nama lengkap, nama panggilan, dan keseharian anak di media sosial. "Sebaiknya memang identitas tidak perlu dibuka sepenuhnya. Contoh, boleh nama panggilan umum, tetapi kalau ada nama panggilan khusus di rumah atau nama lengkap tidak perlu diceritakan," kata Psikolog anak Anna Surti Ariani ketika dihubungi, Rabu (4/1).
Anna mengatakan orangtua harus sadar yang diceritakan atau diunggah ke media sosial akan menjadi informasi untuk orang lain. Ia mengatakan orang lain akan paham mengenai nama panggilan, aktivitas, hingga makanan kesukaan anak.
Hal itu dikhawatirkan menjadi kesempatan bagi orang yang berniat jahat seperti melakukan penculikan dengan memanggil nama panggilan anak. "Anak biasanya lebih tertarik kepada orang yang memanggil namanya," katanya.
Sedangkan untuk anak di atas lima tahun, perlu diajarkan mengamankan diri agar terhindar dari kejahatan. Anak perlu diajarkan untuk selalu bisa melihat orangtuanya.
Anak juga diajarkan untuk menjauh dari orang yang tidak dikenal dengan cara meminta izin atau berpamitan. "Diajari cara menolak yang sopan tetapi tegas," katanya. (OL-14)
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Musik bisa merangsang area otak seperti lobus temporal untuk pendengaran, lobus frontal untuk emosi, cerebellum untuk koneksi motorik.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Kriteria informasi yang layak bagi anak adalah informasi yang bersifat positif, mendukung tumbuh kembang anak, serta sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
Menurut Director Learning Development JMAkademi, Coach A Ricky Suroso, orangtua perlu membekali anak-anaknya di usia golden untuk tangguh dalam karakter dan punya daya juang tinggi.
Balita berumur kurang dari dua tahun menjadi kelompok paling berisiko terhadap dampak dari screen time (paparan waktu layar).
Antara 25%–50% anak mengalami masalah tidur saat masa tumbuh kembang, yang dapat berdampak signifikan terhadap fungsi kognitif, perilaku, dan kesehatan fisik maupun mental.
Data juga menunjukkan 1,4 juta perempuan hamil dan menyusui mengalami malnutrisi.
Orangtua korban baru mengetahui selama ini baby sitternya suka memukul dan menganiaya anaknya.
Orangtua bisa mengajarkan anak yang sudah berusia di atas 2 tahun untuk membuang ingusnya sendiri.
MEMBELI sepatu untuk balita bisa menjadi hal yang menantang. Tak jarang, sepatu balita yang dibelikan orangtuanya kebesaran atau kekecilan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved