Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Menko PMK: Kewaspadaan Terhadap Bencana Harus Jadi Gaya Hidup

Dinda Shabrina
13/12/2022 21:08
Menko PMK: Kewaspadaan Terhadap Bencana Harus Jadi Gaya Hidup
Menko PMK Muhadjir Effendy(DOK MI)

KEWASPADAAN akan bencana semestinya menjadi bagian keseharian masyarakat Indonesia. Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy pada Seminar Nasional Paguyupan Alumni Sesko TNI (PASTI) bersama BNPB di Flores Ballroom A-B. Hotel Borobudur Jakarta, (13/12).

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah bencana pada 2021 mengalami peningkatan sebesar 16 persen dibandingkan kejadian bencana tahun 2020, begitu pula dengan masyarakat yang terdampak dan mengungsi mengalami peningkatan sebesar 12 persen.

Tercatat 3.350 kejadian bencana alam telah terjadi di Indonesia hingga 12 Desember 2022. Kejadian bencana alam yang medominasi adalah bencana cuaca ekstrem, banjir, dan tanah longsor. Bencana alam tersebut telah menimbulkan korban meninggal dunia 565 jiwa, hilang 43 jiwa, 8.703 luka-luka dan terdampak serta lebih dari 5 juta jiwa mengungsi.

“Kondisi ini tentunya menjadi refleksi, bahwa masih diperlukan sikap siaga dan waspada menghadapi ketidakpastian sangatlah penting,” kata Menko PMK.

Menurut Menko PMK, Indonesia sudah menghadapi banyak tantangan. Salah satunya disebabkan posisi geografi dan geologi Indonesia sebagai kawasan rawan bencana.

Sebanyak 95 persen merupakan bencana hidrometeorologi yang disebabkan dinamika iklim dan perubahannya, seperti puting beliung, banjir, longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan. Indonesia juga memiliki potensi risiko bencana geologi seperti gempa tektonik, likuifaksi, tsunami dan erupsi vulkanik sangat besar.

Bahkan, baru-baru ini Indonesia kembali menghadapi duka yang mendalam akibat kejadian Gempa Cianjur yang mengakibatkan korban meninggal hingga 335 jiwa dan kerusakan hingga 56.548 rumah warga. “Kita harus menjadikan waspada bencana itu adalah gaya hidup. Karena dari tahun ke tahun angka kebencanaan kita semakin meningkat, ditambah dengan bencana yang diakibatkan dari bencana hidrometeorologi,” tuturnya.

“Dalam penanggulangan bencana, konsep pentahelix atau multipihak selalu kita gunakan. Dimana unsur Pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media bersatu padu. Dan sekarang saya kira ditambah TNI,” kata Menko PMK.

Sementara itu, untuk membangun postur TNI Indonesia yang responsif terhadap bencana, mitigasi dan edukasi bencana harus terus digencarkan. “Tidak cukup hanya di kurikulum formal namun harus ada langkah strategis untuk memastikan anak bangsa sadar bahwa mereka berada di lingkungan bencana sehingga mereka waspada dan paham bencana,” tuturnya. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya