Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENTING untuk segera memeriksakan ke dokter ketika nyeri bahu berkepanjangan dalam melakukan aktivitas termasuk olahraga. Bicara soal gejala, beberapa di antaranya yang dapat dirasakan langsung ialah nyeri atau kesakitan di area bahu, ketidakstabilan dan gerakan bahu terbatas, serta bahu terasa lemah.
Dokter olahraga yang terhimpun dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) Grace Joselini Corlesa, MMRS., Sp.KO mengatakan itu. "Jangan abaikan gejala. Ingat, semakin dini kita mendapatkan diagnosis dan pengobatan, semakin cepat pula kita pulih dan kembali bermain dan beraktivitas fisik atau berolahraga," kata dr. Grace di Jakarta, Rabu (30/11).
Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Pondok Indah itu melanjutkan, cedera bahu sendiri sangat lazim dalam olahraga yang melibatkan ekstremitas tinggi. "Cedera bahu dan nyeri bahu merupakan masalah substansial pada atlet yang melakukan gerakan overhead seperti pelempar bisbol dan softball, bola voli, kriket, dan pemain tenis," kata dr. Grace.
Adapun ia menyampaikan, terdapat faktor risiko intrinsik dan ekstrinsik dari cedera bahu. Untuk faktor risiko intrinsik meliputi riwayat nyeri bahu dengan/tanpa cedera bahu, rentang gerak, dan fleksibilitas bahu. Kemudian kelemahan otot dan ketidakseimbangan agonis/antagonis, diskinesis <i>scapular</i>, lamanya pasien berolahraga, indeks massa tubuh, jenis kelamin, dan tingkat permainan.
Faktor risiko ekstrinsik mencakup posisi atlet (misalnya dalam permainan bulutangkis), jenis pertandingan atau latihan, serta beban latihan atau frekuensi pertandingan. Lalu, apa yang harus dilakukan jika mengalami cedera bahu? Dokter Grace mengatakan terdapat teknik pertolongan yang disebut dengan istilah Price.
Price digunakan untuk jenis cedera trauma, tegang, dan keseleo. Cara ini dilakukan pada 24 hingga 72 jam pertama setelah cedera. Price terdiri dari protect (melindungi dengan gendongan lengan), rest (istirahatkan bahu), ice (berikan kompres es 10-15 menit per 4 jam), compression (kompresi), dan elevation (elevasi). "Nah, jika cedera terlihat atau terasa parah, konsultasikan segera ke dokter," kata dr. Grace.
Ia kembali menekankan penting untuk berkonsultasi dengan dokter dan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan pencitraan dengan MRI untuk menegakkan diagnosis yang tepat dan penanganan cedera bahu yang akurat dan optimal. "Mengobati cedera olahraga sesegera mungkin agar tidak bertambah parah atau berisiko cedera lebih lanjut di kemudian hari," ujar dr. Grace.
Penanganan mengembalikan kondisi, bahkan lebih menguatkan. Melakukan latihan juga penting dalam proses pemulihan cedera bahu, agar kita bisa kembali berolahraga lebih cepat dan optimal. (Ant/OL-14)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved