Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PRESIDEN penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri membacakan dua puisi pada Festival Bahasa dan Sastra 2022 Media Indonesia, yaitu Wahai Pemuda, Mana Telurmu dan Tanah Air Mata.
Puisi tersebut memiliki pemahaman dan pemaknaan arti kepemudaan yang kuat sebab puisi adalah memaknai kata-kata itu sendiri. ''Mood saya sangat positif membaca kedua puisi tersebut di Festival Bahasa dan Sastra Media Indonesia,'' imbuhnya.
Sutardji mengapresiasi setinggi-tingginya para petinggi Media Group Network karena mengikuti perkembangan sastra di Indonesia. Festival ini menjadi bukti bahwa sastra masih mendapatkan perhatian Media Indonesia.
''Bagi saya, apresiasi para petinggi Media Group Network sangat tinggi terhadap perkembangan sastra di Indonesia. Festival ini menjadi bukti bahwa sastra masih mendapatkan perhatian Media Indonesia,'' ujarnya.
Baca juga: Karya Sastra Bisa Ingatkan Kondisi Kritis Bumi
Menurut Sutardji, Wahai Pemuda, Mana Telurmu menjadi bacaan yang pas di Hari Sumpah Pemuda karena hari ini masih dekat dengan situasi perayaan kepemudaan. “Jadi puisi ini sangat baik karena perayaan festival ini di tengah suasana yang penuh semangat.â
Sutardji berharap festival ini harus menjadi besar ke depannya. Ada pembacaan puisi, lomba cerpen, dan lain-lain membuktikan bahwa sudah waktunya Media Indonesia menjadi wadah bagi penyair se-Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke.
President Director PUFR Maghfur Lasah juga membacakan puisi pada Festival Bahasa dan Sastra Media Indonesia. Puisi Kemarau Mekar di Pulau karya Iwan Jaconiah menjadi karya yang mendapatkan apresiasi dari Maghfur karena mengusung tema alam di daerah-daerah timur Indonesia.
''Saya kira karya puisi sangat penting sehingga harus didukung demi kemajuan perpuisian Indonesia. Para penyair adalah mutiara bangsa. Perlu untuk didukung dan diapresiasi setinggi-tingginya,'' ungkapnya.
Penyair yang juga wartawan Media Indonesia, Iwan Jaconiah, membenarkan puisi-puisinya mengusung tema lingkungan, tapi dibalut dengan metafora. Menurutnya, puisi sebagai karya seni harus mampu masuk ke dalam hati masyarakat atau pembaca. Setiap penyair dapat menulis puisi, tetapi inti pesan yang sering kali ditulis terkadang berbeda-beda di antara setiap penyair.
''Puisi sebagai jalan kehidupan menjadi bagian tidak terpisahkan dalam masyarakat Ukraina, Rusia, dan Finlandia. Di Rusia, misalnya, puisi adalah bagian kehidupan. Para penyair dihargai karena mereka mengusung tema kebangsaan. Misalnya, Aleksander Pushkin ialah Bapak Bahasa Rusia, karya-karyanya mengusung arti nasionalisme,'' jelasnya.
Pada festival ini, Iwan menghadirkan tema kebangsaan yang tidak dapat dihilangkan dalam setiap puisi yang dibuat. Kebangsaan dan lingkungan, imbuhnya, menjadi penting sehingga menjadikan acara sastra ini terus bergema ke mana-mana. Puisi adalah kita dan kita adalah puisi yang hidup. (OL-10)
Wakil Pemimpin Redaksi Metro TV Aries Fadhilah secara simbolis menyerahkan paket bantuan di tiga yayasan sekitar Kantor Metro TV, Kedoya, Jakarta Barat, Selasa (19/3)
Adapun paket seragam terdiri baju sekolah, baju pramuka, celana atau rok, sepatu, tas, dan peralatan keperluan sekolah lainnya dengan kisaran harga Rp1,2 juta per paket.
Rektor universitas berkontribusi nyata sebagai motor penggerak utama prestasi dan inovasi lembaga pendidikan yang dipimpinnya.
Saat ini jenazah yang ditemukan di kawasan Bacan Timur, Halmahera Selatan itu masih dalam proses identifikasi.
Diharapkan kerja sama Metro TV dan Alamtri terus terjalin sebagai bentuk kepedulian yang nyata untuk mengurangi angka putus sekolah
METRO TV kembali berkolaborasi dengan Adaro Group melalui Yayasan Adaro Bangun Negeri atau YABN dengan melaksanakan program Satu Seragam Sejuta Harapan.
Penyair Sutardji Calzoum Bachri menilai puisi bukan sekadar harga mati, tapi juga harga hidup bagi suatu bangsa.
Digelarnya festival ini di tahun 2022 untuk melanjutkan komitmen Media Indonesia mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia.
Bahasa Indonesia dan bahasa gaul dapat hidup berdampingan.
Tak ada yang tahu ia benalu, ibunya mati kering terpaku. Mati sengsara ditekuk-tekuk rindu.
Seperti tahun sebelumnya, Media Indonesia kembali mengadakan sayembara cerita pendek (cerpen) di tahun ini dengan tema "Sastra untuk Selamatkan Bumi".
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved