Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Kecepatan Penanganan Menentukan Kesembuhan Pasien Stroke

Meilani Teniwut
01/11/2022 23:00
Kecepatan Penanganan Menentukan Kesembuhan Pasien Stroke
Direktur RSUD Tarakan, drg. Dian Ekowati, MARS saat membuka acara webinar pencegahan dan pengobatan Stroke(DOK. RSUD TARAKAN)

STROKE menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Kecepatan penanganan sejak pasien merasakan gejalanya sangat mempengaruhi tingkat kesembuhan.

"Salah satu faktor keberhasilan pasien stroke adalah kecepatan pasien di dalam menerima layanan kesehatan saat serangan terjadi. Semakin cepat pasien mendapat layanan maka semakin besar kesempatan pasien untuk dapat diselamatkan," demikian disampaikan oleh Direktur RSUD Tarakan, drg. Dian Ekowati, MARS saat membuka acara webinar dengan tema "Kenali Gejala Stroke dan Penanganannya" di RSUD Tarakan, Jakarta, Selasa (1/11/2022).

Adapun, setiap tanggal 29 Oktober selalu diperingati Hari Stroke Sedunia yang tujuannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya melakukan pencegahan dan pengobatan terhadap terjadinya stroke. Tema yang diusung setiap tahunnya berbeda-beda. Pada tahun ini, tema yang diusung yakni "Time is Brain".

"Di Indonesia, sebanyak 80 persen masyarakat tidak mengethaui gejalan stroke.  Menurut Global Burden of Disease,  resiko terkena penyakit stroke telah meningkat sebanyak 1 dari 4 orang," papar Dian.

"Stroke menjadi penyebab kematian kedua di dunia, dan penyebab disabiltas yang ketiga di dunia. Disablitas  maksudnya terbatas dalam melakukan kegiata sehari-hari," tambahnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dalam webinar yang menampilkan narasumber dr. Tania Sananta, Sp.S sebagai spesialis saraf,  dan dr. Martua Rizal Situmorang, Sp.S.,M.Kes selaku spesialis saraf,  magister kesehatan tersebut, juga dipaparkan sejumlah faktor risiko stroke, diantaranya:

- Penyakit jantung. Beberapa obat-obatan yang dipakai untuk terapi penyakit jantung dapat meningkatkan risiko untuk stroke perdarahan.  
- Hipertensi, sekitar 70% penderita stroke disebabkan oleh hipertensi. 
- Merokok dengan jumlah 1 pak per hari mempunyai risiko untuk stroke hingga 2-2,5 kali dibanding dengan orang bukan perokok.  
- Diabetes atau kencing manis 
- Obesitas dapat meningkatkan resiko stroke baik perdarahan maupun sumbatan, tergantung pada faktor risiko lainnya yang ikut menyertainya. 
- Penyalahgunaan obat, terutama kokain dan methamphetamine, merupakan faktor risiko yang kuat untuk stroke terutama pada usia muda. Begitu pula steroid yang digunakan untuk body building juga dapat meningkatkan stroke.
- Genetik. 
- Faktor emosi dan mental seperti stress yang berat mempunyai risiko lebih tinggi untuk timbul stroke.  
- Kondisi fisik dan medis lainnya seperti sleep apnoea.

Dalam kesempatan tersebut Dian juga memperkenalkan layanan stroke terpadu yang dimiliki RSUD Tarakan Jakarta. Dian mengatakan layanan stroke terpadu terus menerus dalam pengembangan, sehingga masyarakat dapat mengetahui serta memanfaatkan layanan yang telah disediakan oleh pemerintah DKI Jakarta.

"RSUD Tarakan Jakarta saat ini telah menyediakan layanan stroke terpadu yang dilengkapi dengan stroke unit. Jumlah pasien yang sudah terlayani mulai dari April hingga Oktober 2022 mencapai 167 pasien," ujar drg. Dian Ekowati.(OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya