Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Penelitian dari Inggris Ungkap Manfaat Rokok Elektrik

Mediaindonesia.com
25/10/2022 20:25
Penelitian dari Inggris Ungkap Manfaat Rokok Elektrik
Ilustrasi.(DOK Pribadi.)

SATU penelitian melegakan soal vape baru-baru ini datang dari Inggris. Ternyata bervape jauh lebih aman dan mengandung sedikit risiko. Hal ini berdasarkan penelitian yang dipimpin King's College London yang berkolaborasi dengan sejumlah grup internasional terpercaya. Pemberitaan ini baru saja resmi diumumkan pemerintah Inggris, tepatnya oleh the Office for Health Improvement and Disparities dari Department of Health and Social Care yang sebelumnya digagas Public Health England melalui halaman resminya.

"Pernyataan tersebut jelas menjadi reaksi positif sekaligus jawaban tegas dari berbagai pertanyaan serta kebingungan di masyarakat seputar rokok elektrik," kata Hokkop Situngkir dari Konvo, asosiasi konsumen vape Indonesia, dalam keterangan tertulis, Selasa (25/10). Fokus penelitian mereka didasarkan kepada bukti-bukti risiko kesehatan yang diakibatkan vaping, termasuk yang kandungannya nikotin. Selain itu, tim peneliti membandingkan dampak vaping dengan rokok konvensional hingga konsistensi penerapan metode standar yang bisa meningkatkan interpretasi bukti-bukti ke depan. 

Adapun garis besar hasil penelitian yang membuat lega para pengguna rokok elektrik ada beberapa poin. Dalam termin atau jangka pendek dan menengahnya, vape punya porsi yang kecil untuk tingkat risiko merokok. "Vape bukan berarti bebas dari risiko, ya, terutama buat orang-orang yang sama sekali belum pernah merokok," jelas Hokkop. Dengan dasar hasil penelitian tersebut, secara umum, rokok elektrik jauh lebih aman jika dibandingkan dengan risiko merokok tembakau konvensional. 

Rokok vape secara signifikan tidak menonjolkan bahan dan material yang merusak maupun berbahaya. Menurut para peneliti dari tim King's College London, vaping bahkan telah berhasil menurunkan minat merokok tembakau konvensional sekitar 65%. Angka pencapaian ini lebih baik dibandingkan niat berhenti merokok secara murni tanpa vape yang keberhasilannya hanya di angka kisaran di bawah 59%.

Menurut Hokkop, hal ini kemungkinan terjadi karena orang belum bisa langsung berhenti total untuk quit smoking atau memang ternyata mereka menemukan sesuatu yang berbeda dari sensasi menggunakan vape. "Dengan berbagai bentuk device unik dan menarik, apalagi dengan beragam flavour yang menggoda, rasanya ini menjadi daya tarik lebih dari rokok elektrik," jelas Hokkop. 

Dari hasil penelitian itu juga terkuak bahwa rasa buah-buahan menjadi yang terpopuler. Sedangkan rasa mentol berada di posisi kedua. Bagusnya lagi, rupanya tidak ditemukan bukti kuat bahwa penambahan macam-macam flavour ini berakibat buruk pada kesehatan.

Lain hal dengan yang ada kandungan nikotinnya meski kadarnya pun jauh lebih sedikit terutama dibandingkan dengan rokok konvensional. Para peneliti ini juga mengamati aspek-aspek yang berhubungan dengan kesehatan seperti risiko kanker, gangguan pada sistem jantung dan pembuluh darah, serta gangguan pada sistem pernapasan atau paru-paru. Ternyata tidak ditemukan efek langsung dari vape. Jika mau dicari-cari pun, konon diperlukan riset yang lama dan berjangka panjang jika ingin mengusut tuntas efek rokok elektrik ini. 

Terakhir, para peneliti di bawah dukungan the National Health Service Inggris itu sempat menyodorkan proposal pembuatan resep kandungan nikotin untuk bahan rokok elektrik. Selain untuk mengurangi risiko kesehatan, resep ini juga dibuat sebagai legalitas kandungan nikotin di rokok elektrik sekaligus ditujukan bagi yang mau terapi quit smoking. "Fakta bahwa rokok elektrik bisa menolong orang berhenti merokok tembakau konvensional dengan bukti-bukti yang telah mereka dapatkan, dari pemerintah Inggris kita bisa belajar, saran pembuatan resep nikotin dalam vape sebagai bentuk kepedulian sebenarnya bisa diterapkan di sini," tutur Hokkop. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya